Di dunia e-commerce, ada kategori produk yang permintaannya melonjak drastis pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, kemudian mereda di waktu lainnya. Kita mengenalnya sebagai produk musiman. Mulai dari pakaian Lebaran, dekorasi Natal, perlengkapan liburan sekolah, hingga kebutuhan fashion sesuai tren musim. Mengelola dan memasarkan produk-produk ini adalah seni tersendiri, karena brand harus siap menghadapi gelombang permintaan yang intens dan kemudian menghadapi masa paceklik.
Dalam konteks ini, CPAS (Collaborative Performance Advertising Solutions), yang memungkinkan iklan produk marketplace tayang di media sosial seperti Meta (Facebook & Instagram), menjadi tool yang sangat powerful. Namun, untuk produk musiman, penggunaan CPAS membutuhkan strategi yang lebih cermat dan adaptif. Ini bukan hanya tentang mengaktifkan iklan saat musim ramai, melainkan bagaimana menyiasati seluruh siklus naik-turun permintaan agar setiap rupiah iklan menghasilkan Return on Ad Spend (ROAS) yang optimal sepanjang tahun.
Artikel ini akan membedah strategi CPAS yang humanis dan informatif untuk produk musiman. Kita akan belajar bagaimana memanfaatkan data historis, mengoptimalkan penargetan, mengelola anggaran, dan menyiapkan konten yang relevan untuk setiap fase siklus permintaan, memastikan brand Anda tidak hanya menang di puncak musim, tetapi juga membangun engagement dan awareness di luar periode sibuk.
Produk musiman adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, mereka menawarkan potensi penjualan yang masif dalam waktu singkat. Di sisi lain, mereka membawa tantangan unik:
Lonjakan dan Penurunan Demand yang Drastis: Perencanaan stok dan kampanye harus sangat presisi.
Persaingan Intensif di Puncak Musim: Semua brand akan berebut perhatian di waktu yang sama, mendorong biaya iklan naik.
Risiko Stok Mati: Jika tidak terjual di musimnya, produk bisa menjadi stok mati dan kerugian.
Kebutuhan untuk Tetap Relevan di Luar Musim: Bagaimana menjaga brand tetap dikenal saat produk utama sedang tidak diminati?
Contoh produk musiman meliputi:
Fesyen: Pakaian Lebaran/Idul Fitri, busana Natal & Tahun Baru, pakaian musim panas/dingin.
Makanan & Minuman: Parsel hari raya, kue kering, minuman segar di bulan puasa, hidangan khusus perayaan.
Dekorasi & Hadiah: Dekorasi Natal, kado Valentine, hadiah Hari Ibu.
Peralatan: Peralatan olahraga musim panas (misalnya, perlengkapan renang), jaket tebal di musim dingin.
Lain-lain: Perlengkapan sekolah di awal tahun ajaran baru, perlengkapan travel di musim liburan.
CPAS, dengan kemampuannya menjangkau audiens di media sosial dan mengarahkan mereka ke marketplace, adalah tool yang ideal untuk mengatasi dinamika ini, asalkan strateginya tepat.
Untuk produk musiman, customer journey tidak hanya linear, tetapi juga siklis. Ada tiga fase utama yang harus Anda siasati dengan CPAS:
Ini adalah periode sebelum puncak musim, saat demand mulai menunjukkan tanda-tanda peningkatan atau saat Anda ingin mulai menanamkan awareness.
Tujuan CPAS di Fase Ini:
Membangun brand awareness dan ingatan brand terhadap produk musiman Anda.
Mengidentifikasi calon pembeli awal dan mengumpulkan data audiens yang relevan.
Menguji creative dan pesan iklan mana yang paling resonan.
Menciptakan buzz dan antisipasi.
Strategi CPAS:
Penargetan Audiens Luas yang Relevan (Top-of-Funnel):
Lookalike Audiences: Buat lookalike audience dari pelanggan masa lalu yang membeli produk musiman Anda tahun lalu, atau dari audiens yang berinteraksi dengan konten relevan di media sosial.
Minat Umum: Targetkan audiens berdasarkan minat yang terkait secara luas dengan musim atau perayaan yang akan datang (misalnya, minat pada "resep kue" atau "dekorasi rumah" beberapa bulan sebelum Lebaran/Natal).
Konten Awareness & Inspiration:
Fokus pada iklan video pendek, story, atau karosel yang bersifat inspiratif, menunjukkan penggunaan produk Anda dalam konteks musiman tanpa terlalu pushy untuk penjualan langsung.
*Gunakan User Generated Content (UGC) Lampau: Tampilkan kembali UGC terbaik dari musim sebelumnya untuk memicu nostalgia dan antisipasi.
Contoh CTA: "Bersiap Sambut Musim [Nama Musim]," "Dapatkan Inspirasi Untuk [Nama Perayaan]," "Lihat Koleksi Terbaru Kami."
Pengumpulan Data Awal:
Meskipun penjualan belum optimal, pixel Meta akan aktif melacak ViewContent atau AddToCart dari audiens yang tertarik. Data ini sangat berharga untuk fase berikutnya.
Gunakan Conversions API (CAPI) untuk memastikan pelacakan yang akurat dari event engagement ini, bahkan jika third-party cookie terbatas.
Indikator Keberhasilan: Peningkatan reach, engagement rate, video views, website traffic ke halaman kategori musiman.
Ini adalah periode emas, di mana demand melonjak dan persaingan mencapai puncaknya. Tujuan utama di sini adalah memaksimalkan penjualan dan ROAS.
Tujuan CPAS di Fase Ini:
Mendorong konversi massal dan memaksimalkan GMV.
Bersaing secara efektif di lelang iklan yang mahal.
Mengonversi audiens yang telah menunjukkan minat di fase sebelumnya.
Memastikan visibilitas maksimal untuk produk best-seller.
Strategi CPAS:
Penargetan Audiens dengan Intensi Tinggi (Middle & Bottom-of-Funnel):
Retargeting Dinamis Berbasis AI: Ini adalah kekuatan utama CPAS. Targetkan audiens yang telah menunjukkan minat di fase Pre-Season atau awal In-Season:
Orang yang mengunjungi halaman produk musiman tapi belum membeli.
Orang yang AddToCart tapi tidak checkout.
Orang yang melihat video produk musiman Anda hingga selesai.
AI akan secara otomatis menampilkan produk yang spesifik dan paling relevan kepada mereka.
Segmentasi Dinamis untuk Niat Pembelian: Manfaatkan kemampuan CPAS untuk secara dinamis mengidentifikasi pengguna dengan niat beli tinggi (misalnya, mereka yang baru mencari kata kunci relevan di marketplace, atau yang berinteraksi dengan iklan kompetitor).
Konten Berorientasi Konversi:
Fokus pada iklan karosel atau koleksi yang menampilkan produk secara langsung dengan harga, diskon, dan ketersediaan.
Gunakan Urgensi & Kelangkaan: "Stok Terbatas," "Diskon Hanya Hari Ini," "Gratis Ongkir untuk 2 Jam Berikutnya."
Contoh CTA: "Beli Sekarang," "Belanja Koleksi [Nama Musim]," "Dapatkan Diskon Spesial."
Pengelolaan Anggaran Agresif:
Peningkatan Anggaran Drastis: Siapkan anggaran iklan yang jauh lebih besar dari biasanya. Jangan takut menghabiskan lebih banyak di periode ini, karena potensi ROAS juga tinggi.
Strategi Bidding Berbasis ROAS/Konversi: Gunakan auto-bidding dengan tujuan Maximize Sales atau Target ROAS (misalnya, Target ROAS 400% atau lebih) untuk memastikan setiap bid dioptimalkan untuk pendapatan. Algoritma akan bekerja keras untuk mendapatkan penjualan paling menguntungkan.
Perencanaan Budget Split: Alokasikan porsi terbesar anggaran ke kampanye CPAS yang berorientasi konversi, namun tetap sisihkan untuk awareness ringan agar funnel terus terisi.
Integrasi dengan Iklan Marketplace:
Pastikan iklan marketplace Anda (Shopee Ads, Tokopedia Ads) juga dioptimalkan dan dianggarkan secara agresif untuk periode ini. CPAS membawa trafik ke marketplace, dan iklan marketplace membantu mengonversi trafik tersebut saat mereka mencari di platform. Sinergi ini sangat krusial.
Indikator Keberhasilan: Peningkatan drastis dalam jumlah penjualan, GMV, ROAS, conversion rate, AOV (Average Order Value).
Setelah puncak musim berlalu, demand akan menurun. Ini adalah waktu untuk membersihkan stok yang tersisa, menjaga hubungan dengan pelanggan baru, dan mempersiapkan musim berikutnya.
Tujuan CPAS di Fase Ini:
Mengurangi kerugian dari stok yang tidak terjual (dead stock).
Membangun loyalitas dan mendorong pembelian berulang dari pelanggan baru yang didapatkan selama musim.
Mengumpulkan feedback dan wawasan untuk musim berikutnya.
Strategi CPAS:
Retargeting Diskon/Penawaran Khusus:
Targetkan audiens yang melihat atau menambahkan produk musiman ke keranjang tetapi tidak membeli di puncak musim, dengan penawaran diskon besar untuk membersihkan stok.
Contoh CTA: "Diskon Cuci Gudang [Nama Musim]," "Kesempatan Terakhir! [Produk] Diskon X%."
Cross-selling / Up-selling Produk Non-Musiman:
Targetkan audiens yang telah membeli produk musiman Anda. Tawarkan mereka produk non-musiman yang relevan dari brand Anda, atau produk pelengkap yang bisa digunakan di luar musim.
Contoh CTA: "Lengkapi Gaya Anda," "Produk Pelengkap Pilihan untuk Anda."
Membangun Komunitas & Loyalitas:
Fokus pada konten yang membangun hubungan, bukan hanya menjual. Misalnya, behind-the-scenes persiapan koleksi selanjutnya, tips penggunaan produk di luar musim, atau poll untuk desain musim depan.
Gunakan Customer Feedback Loop: Arahkan ke survei kepuasan pelanggan atau grup komunitas brand.
Pengumpulan Data untuk Musim Depan:
Analisis data kampanye dari musim yang baru berakhir. Pelajari demografi pembeli, produk best-seller, creative yang paling efektif, dan biaya iklan per konversi.
Data ini akan menjadi dasar untuk perencanaan strategi CPAS yang lebih baik di musim berikutnya.
Indikator Keberhasilan: Peningkatan penjualan stok mati, tingkat pembelian berulang dari pelanggan baru, engagement pada konten brand, pengumpulan feedback.
Untuk mengimplementasikan strategi ini dengan mulus, ada beberapa aspek teknis dan operasional yang krusial:
Atribut Musiman: Pastikan product feed Anda memiliki atribut yang relevan dengan musim (misalnya, season, occasion). Ini membantu algoritma Meta dan marketplace memahami relevansi produk.
Ketersediaan & Harga Akurat: Product feed harus real-time diperbarui untuk mencerminkan ketersediaan stok dan penyesuaian harga (diskon). Ini krusial di puncak musim dan saat clearance.
Gambar & Video Berkualitas: Pastikan setiap produk memiliki visual yang menarik dan relevan dengan musim.
Seperti yang selalu ditekankan, CAPI adalah tulang punggung pelacakan di era cookie-less. Pastikan CAPI Anda terimplementasi dengan benar dan mengirimkan semua event (terutama Purchase dengan nilai transaksi) secara akurat dari server Anda ke Meta.
De-duplikasi Data: Pastikan data yang dikirim oleh CAPI tidak tumpang tindih dengan data dari Meta Pixel yang terpasang di browser Anda.
Prakiraan Anggaran: Berdasarkan data historis penjualan musiman, buat prakiraan anggaran yang realistis untuk setiap fase. Anggaran In-Season harus jauh lebih besar.
Fleksibilitas Anggaran: Siapkan fleksibilitas untuk menaikkan anggaran secara instan jika Anda melihat peluang besar (misalnya, Flash Sale mendadak dari marketplace).
Pengujian Anggaran: Di fase Pre-Season, uji budget yang berbeda untuk melihat titik break-even dan potensi skalabilitas.
Bank Aset Kreatif: Siapkan berbagai visual (gambar, video) dan copy iklan yang bisa dengan cepat diaktifkan untuk setiap fase.
Storytelling Musiman: Sesuaikan narasi iklan dengan semangat musim atau perayaan. Gunakan influencer yang relevan dengan tema musiman.
A/B Testing Konstan: Terus lakukan A/B testing pada creative dan copy Anda, bahkan di tengah musim, untuk menemukan yang paling efektif.
CPAS membawa trafik dari media sosial ke marketplace. Pastikan toko marketplace Anda siap mengonversi trafik ini.
Optimasi SEO Marketplace: Produk musiman Anda harus dioptimalkan untuk kata kunci pencarian di marketplace agar mudah ditemukan.
Promosi Internal: Aktifkan voucher, diskon, bundling, dan flash sale di marketplace Anda yang selaras dengan kampanye CPAS Anda.
Pengelolaan Stok yang Presisi: Komunikasi real-time antara inventori fisik dan ketersediaan di marketplace sangat penting untuk menghindari produk out-of-stock di puncak musim atau kelebihan stok di post-season.
Latar Belakang: "Astara" menjual dekorasi rumah, dengan fokus kuat pada produk musiman seperti dekorasi Lebaran, Natal, dan Halloween.
Tantangan:
Lonjakan permintaan 500% di puncak musim.
Risiko stok mati setelah musim berakhir.
Menjaga brand awareness di luar musim.
Strategi CPAS Produk Musiman:
Pre-Season (2 Bulan Sebelum Lebaran):
CPAS Tujuan Awareness: Kampanye video views di Instagram menampilkan "sneak peek" koleksi Lebaran 2025.
Penargetan: Lookalike Audience dari pembeli Lebaran tahun lalu (di-upload dari data first-party) dan minat pada "desain interior Islami" atau "persiapan Hari Raya".
Anggaran: 15% dari total anggaran Lebaran.
Indikator: Peningkatan engagement di video, traffic ke halaman landing page "preview koleksi".
In-Season (1 Bulan Menjelang Lebaran hingga H-7):
CPAS Tujuan Sales (Target ROAS): Kampanye karosel dan koleksi yang menampilkan produk dekorasi Lebaran best-seller dan new arrival.
Penargetan:
Retargeting dinamis ke pengunjung website yang melihat produk Lebaran di Tokopedia/Shopee (add-to-cart, checkout initiated).
Segmentasi dinamis untuk audiens yang baru mencari "dekorasi meja Lebaran" di marketplace.
Anggaran: 70% dari total anggaran Lebaran, dengan peningkatan agresif di 2 minggu terakhir.
Konten: Gambar produk berkualitas tinggi, harga, diskon, dan CTA "Belanja Sekarang & Siapkan Rumah Anda!"
Sinergi Marketplace: Iklan pencarian dan iklan produk serupa di Tokopedia & Shopee juga dioptimalkan untuk penjualan dan didukung anggaran tinggi.
Post-Season (Setelah Lebaran hingga 1 Bulan Berikutnya):
CPAS Tujuan Inventory Clearance: Kampanye karosel dinamis menampilkan sisa stok dekorasi Lebaran dengan diskon hingga 70%.
Penargetan: Audiens yang sebelumnya melihat produk ini tetapi tidak membeli.
Anggaran: 10% dari total anggaran Lebaran.
Konten: Fokus pada "Promo Cuci Gudang," "Kesempatan Terakhir!"
CPAS Tujuan Loyalty & Cross-sell: Kampanye karosel menampilkan produk non-musiman (misalnya, vas bunga, bantal sofa) kepada pembeli Lebaran mereka.
Penargetan: Custom Audience dari pembeli Lebaran (data first-party).
Anggaran: 5% dari total anggaran Lebaran.
Konten: "Percantik Rumah Sepanjang Tahun," "Lengkapi Dekorasi Anda."
Hasil: Astara berhasil mencapai target penjualan Lebaran mereka, meminimalkan stok mati dengan diskon post-season yang efektif, dan membangun basis pelanggan baru yang dapat ditargetkan untuk musim-musim berikutnya. CPAS terbukti menjadi mesin utama dalam mengelola siklus permintaan yang berfluktuasi ini.
Bagi brand dengan produk musiman, CPAS bukanlah sekadar tool pelengkap, melainkan komponen inti dari strategi pemasaran yang cerdas dan adaptif. Dengan memanfaatkan kekuatan segmentasi dinamis dan otomasi retargeting yang ditenagai AI, brand dapat menyiasati siklus naik-turun permintaan secara efektif.
Kuncinya adalah:
Perencanaan Jauh-jauh Hari: Memulai kampanye awareness dan pengumpulan data di fase Pre-Season.
Agresif dan Fokus Konversi di In-Season: Mengalokasikan anggaran besar dan mengoptimalkan untuk penjualan maksimal.
Strategis di Post-Season: Membersihkan stok sambil membangun loyalitas dan mempersiapkan data untuk musim berikutnya.
Fondasi Teknis yang Kuat: Memastikan product feed yang optimal, implementasi CAPI yang akurat, dan analisis data yang mendalam.
Sinergi Lintas Saluran: Menggabungkan CPAS dengan iklan marketplace internal untuk customer journey yang mulus.
Dengan pendekatan yang terencana dan adaptif ini, brand Anda tidak hanya akan mampu menghadapi gelombang permintaan produk musiman, tetapi juga mengubah tantangan menjadi peluang untuk pertumbuhan berkelanjutan dan keuntungan maksimal di tahun ini.
Image Source: Unsplash, Inc.