Di tengah ketatnya persaingan digital pada tahun 2025, perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan strategi akuisisi pelanggan. Menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan justru menjadi keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru. Salah satu strategi yang terbukti efektif dalam membangun hubungan ini adalah email retention setelah pembelian—sebuah pendekatan sistematis untuk menjaga komunikasi dan keterlibatan pelanggan pasca transaksi.
Email retention bukanlah sekadar pengingat atau promosi, melainkan bagian dari strategi customer experience yang berorientasi jangka panjang. Tujuannya adalah untuk membina loyalitas pelanggan melalui komunikasi bernilai dan relevan. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas praktik terbaik email retention pasca-pembelian, tantangan umum, tools yang bisa digunakan, hingga contoh penerapan nyata yang berhasil di berbagai industri.
Menurut data dari Harvard Business Review, mempertahankan pelanggan eksisting bisa lima hingga 25 kali lebih murah daripada mendapatkan pelanggan baru. Selain itu, pelanggan yang loyal menyumbang pembelian berulang dan memiliki potensi menjadi duta merek yang mempromosikan produk secara organik kepada orang lain.
Email retention berfungsi untuk:
Menjaga pelanggan tetap terkoneksi dengan merek setelah pembelian
Memberikan informasi dan edukasi yang meningkatkan pengalaman penggunaan produk
Meningkatkan kemungkinan pembelian ulang melalui promosi personal
Memicu ulasan dan testimoni yang meningkatkan kredibilitas merek
Membangun komunitas pelanggan yang aktif dan loyal
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami perbedaan antara email transaksional dan email retention.
Email transaksional dikirim secara otomatis untuk mengonfirmasi aktivitas pelanggan, seperti pembelian, pengiriman, atau notifikasi pembayaran. Tujuannya adalah memastikan transparansi dan informasi yang dibutuhkan pelanggan dalam proses pembelian.
Email retention, sebaliknya, adalah email yang dikirim setelah proses transaksi selesai, dengan tujuan mempertahankan keterlibatan pelanggan dalam jangka panjang. Kontennya bisa berupa tips, panduan, rekomendasi produk, hingga ajakan untuk mengikuti program loyalitas.
Kedua jenis email ini penting, tetapi email retention memberikan nilai jangka panjang karena menyasar loyalitas dan pengalaman pelanggan, bukan sekadar menyampaikan informasi.
Mengirim email terlalu cepat bisa dianggap mengganggu, sementara mengirim terlalu lambat berisiko kehilangan momentum. Waktu ideal pengiriman email retention adalah sebagai berikut:
1 hingga 3 hari setelah pembelian: Email ucapan terima kasih disertai panduan awal penggunaan produk.
5 hingga 10 hari setelah pembelian: Tips lanjutan, konten edukatif, atau rekomendasi produk tambahan (cross-selling)
2 hingga 3 minggu setelah pembelian: Permintaan ulasan, rating produk, atau testimoni.
1 bulan setelah pembelian: Ajakan untuk mengikuti program loyalitas, referral, atau event eksklusif pelanggan.
Waktu yang terstruktur akan membantu membangun ritme komunikasi dan menjaga relevansi pesan yang diterima oleh pelanggan.
Konten adalah inti dari strategi email retention. Pelanggan tidak akan membaca email yang tidak memberikan nilai atau terasa seperti promosi semata. Oleh karena itu, penting untuk menyusun konten yang edukatif, informatif, dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan setelah membeli produk.
Contoh konten bernilai:
Video tutorial penggunaan atau perawatan produk
Artikel tips dan trik yang terkait langsung dengan produk yang dibeli
Informasi tambahan yang meningkatkan manfaat produ
Rekomendasi produk pelengkap yang mendukung pengalaman pelanggan
Undangan untuk bergabung dalam komunitas pengguna
Misalnya, jika pelanggan membeli skincare, Anda bisa mengirim email berisi "5 Tips Merawat Kulit setelah Menggunakan Produk Ini" atau "Cara Mengoptimalkan Hasil Skincare dengan Pola Tidur Sehat".
Teknologi email marketing modern memungkinkan segmentasi dan personalisasi berdasarkan data pembelian, waktu transaksi, preferensi pelanggan, hingga lokasi. Gunakan data tersebut untuk membuat email terasa lebih relevan dan personal.
Contoh subject email yang dipersonalisasi:
“Halo Rina, Sudah Coba Skincare Barumu? Yuk, Lihat Tips dari Ahli Kulit!”
Dengan menyebut nama pelanggan, produk yang dibeli, serta kebutuhan yang mungkin muncul setelah pembelian, Anda menunjukkan perhatian dan profesionalisme dalam berkomunikasi.
Setiap email retention harus memiliki tujuan yang jelas, dan ini harus diwujudkan dalam bentuk call-to-action yang menonjol. Hindari menyisipkan terlalu banyak link atau ajakan dalam satu email. Fokus pada satu tindakan yang ingin Anda dorong dari pembaca, seperti:
“Lihat Tips Lengkap”
“Gabung Komunitas”
“Tulis Ulasan dan Dapatkan Voucher”
“Coba Produk Pelengkap”
CTA yang jelas meningkatkan interaksi dan mengarahkan pelanggan menuju langkah berikutnya dalam siklus pembelian.
Menurut Campaign Monitor, lebih dari 60% email dibuka melalui perangkat mobile. Oleh karena itu, email Anda harus dirancang agar responsif dan nyaman dibaca di layar kecil. Gunakan font yang cukup besar, spasi yang rapi, dan gambar yang mendukung isi pesan. Jangan lupakan kecepatan loading—pastikan file gambar dikompresi agar tidak memperlambat waktu buka.
Perusahaan kecantikan asal AS ini dikenal dengan strategi komunikasi yang personal dan edukatif. Setelah pembelian, pelanggan menerima email seperti "Cara Memaksimalkan Glowy Look dengan Produkmu" yang langsung merujuk pada produk yang baru dibeli. Email mereka memiliki tingkat pembukaan lebih dari 50%, jauh di atas rata-rata industri.
Produsen speaker Sonos mengirim email post-purchase yang berisi panduan setup, video pairing Bluetooth, dan tips pengalaman mendengarkan yang optimal. Strategi ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan, tetapi juga menurunkan angka pengembalian produk secara signifikan.
Beberapa platform email marketing yang efektif dan bisa digunakan untuk email retention antara lain:
Klaviyo: Platform unggulan untuk bisnis e-commerce dengan fitur segmentasi dan otomatisasi canggih.
Mailchimp: Cocok untuk UKM yang menginginkan antarmuka sederhana dan integrasi yang luas.
HubSpot: Solusi lengkap untuk bisnis berskala menengah dan besar, termasuk CRM.
Brevo (dulu Sendinblue): Solusi hemat biaya dengan kemampuan automasi dan analytics yang memadai.
Platform ini membantu Anda mengatur jadwal pengiriman, membuat segmentasi pelanggan, menguji A/B subject line, dan menganalisis performa kampanye secara real time.
Open rate yang rendah bisa disebabkan oleh subject line yang tidak menarik, waktu pengiriman yang kurang tepat, atau pelanggan yang tidak merasa relevan. Solusinya:
Gunakan subject line yang personal dan mengandung nilai
Lakukan A/B testing untuk menemukan waktu pengiriman terbaik
Bersihkan daftar email secara berkala dari pelanggan yang tidak aktif
Engagement akan menurun jika konten terasa repetitif atau tidak relevan. Solusinya:
Diversifikasi format konten (misalnya: video, kuis, studi kasus pelanggan)
Gunakan data klik sebelumnya untuk menyesuaikan isi email
Berikan opsi preferensi konten pada pelanggan
Penyebab umum email masuk ke spam antara lain penggunaan kata promosi yang berlebihan, domain email yang tidak diverifikasi, dan frekuensi pengiriman yang terlalu sering. Solusi:
Hindari kata seperti “GRATIS”, “PROMO TERBATAS”, atau “SEGERA BELI” dalam subject
Gunakan domain bisnis dengan reputasi baik
Kirim email dengan frekuensi yang wajar dan relevan
Email retention pasca-pembelian bukan sekadar pengingat promosi, tetapi strategi jangka panjang untuk membangun hubungan yang kuat dan bermakna dengan pelanggan. Dengan pendekatan yang tepat, email retention mampu meningkatkan loyalitas pelanggan, memperkuat reputasi merek, dan memaksimalkan nilai umur pelanggan.
Di tahun 2025, ketika personalisasi dan pengalaman pelanggan menjadi fokus utama dalam pemasaran digital, email retention menjadi salah satu alat paling relevan dan efektif yang dapat dimiliki oleh setiap bisnis, baik skala kecil maupun besar. Mulailah dengan memahami pelanggan Anda, susun alur komunikasi yang relevan, dan gunakan teknologi untuk mengoptimalkan setiap interaksi.
Harvard Business Review, “The Value of Keeping the Right Customers”, 2023 – https://hbr.org
Campaign Monitor, “Email Marketing Benchmarks 2024” – https://www.campaignmonitor.com
HubSpot, “State of Email Marketing 2024” – https://research.hubspot.co
Klaviyo, “Post-Purchase Email Playbook”, 2024 – https://www.klaviyo.com
Image Source: Unsplash, Inc.