Di tengah kejenuhan audiens terhadap iklan konvensional dan makin mahalnya biaya pemasaran digital, banyak brand mulai melirik kembali strategi pemasaran yang lebih kreatif, organik, dan murah. Salah satu pendekatan yang kembali populer di tahun 2025 adalah guerrilla marketing—sebuah strategi non-tradisional yang mampu menciptakan dampak besar tanpa harus mengeluarkan anggaran besar.
Pendekatan ini kembali relevan karena menawarkan sesuatu yang berbeda dan tak terduga. Di saat audiens sudah kebal terhadap iklan Instagram atau YouTube Ads, sebuah aksi spontan dan kreatif di ruang publik justru bisa mencuri perhatian dan menciptakan viralitas alami. Artikel ini membahas secara mendalam mengenai guerrilla marketing di tahun 2025, studi kasus aktual, serta taktik low-budget yang bisa langsung diterapkan oleh pelaku bisnis dari berbagai skala.
Guerrilla marketing adalah strategi pemasaran yang berfokus pada ide kreatif untuk menciptakan efek besar dengan anggaran seminimal mungkin. Konsep ini diperkenalkan pertama kali oleh Jay Conrad Levinson dalam bukunya yang berjudul Guerrilla Marketing pada tahun 1984. Strategi ini dirancang khusus untuk usaha kecil dan menengah yang tidak memiliki dana pemasaran sebesar perusahaan besar.
Ciri khas guerrilla marketing meliputi:
Memanfaatkan elemen kejutan atau emosi kuat
Dilakukan secara spontan atau tidak terduga
Menggunakan ruang publik sebagai media kampanye
Bertujuan menciptakan buzz atau efek viral
Dengan pendekatan yang tidak biasa, strategi ini seringkali justru meninggalkan kesan yang mendalam di benak audiens.
Ada beberapa alasan kuat mengapa strategi ini menjadi kembali relevan dan efektif di tahun 2025:
Audiens kini sudah sangat terbiasa bahkan jenuh melihat iklan digital. Banner ads, iklan YouTube yang tidak bisa dilewati, hingga sponsored content di media sosial sering kali diabaikan. Guerrilla marketing menghadirkan sesuatu yang berbeda dan menyegarkan, sehingga lebih mudah menarik perhatian.
Banyak pelaku usaha skala kecil hingga menengah tidak mampu bersaing dalam hal anggaran untuk beriklan. Guerrilla marketing memungkinkan mereka tampil menonjol tanpa harus mengeluarkan dana besar.
Konten guerrilla marketing yang unik dan mengejutkan sangat mungkin direkam oleh publik, dibagikan di media sosial, lalu viral dengan sendirinya tanpa bantuan iklan berbayar.
Karena sifatnya yang otentik dan penuh kejutan, kampanye ini cenderung lebih mudah membangun hubungan emosional dengan audiens dibanding iklan yang bersifat promosi langsung.
Sebuah brand minuman dari Bandung menempatkan patung maskot yang bisa menari di zebra cross saat lampu merah. Aksi ini direkam oleh pengguna jalan dan viral dalam waktu 48 jam, dengan total penayangan lebih dari 3 juta kali di TikTok dan Instagram.
Faktor keberhasilan:
Ide visual yang mencolok
Memanfaatkan momen harian yang biasa menjadi luar biasa
Dukungan dari user-generated content
Startup lokal dari Jakarta menaruh kursi gratis di trotoar dengan tulisan “Kalau capek, duduk aja. Tapi follow Instagram kami dulu.” Taktik ini berhasil meningkatkan jumlah pengikut media sosial mereka dari 2.000 menjadi 35.000 hanya dalam satu minggu.
Pelajaran dari kampanye ini:
Memanfaatkan rasa penasaran masyaraka
Interaksi langsung dengan audiens di ruang nyata
Strategi call-to-action yang tidak memaksa
Sebuah brand fashion lokal menggandeng konten kreator prank populer untuk membagikan kaos secara spontan di stasiun MRT. Aksi ini didokumentasikan dan langsung viral, membuat produk mereka habis terjual dalam waktu 72 jam.
Kunci kesuksesan:
Menggabungkan elemen hiburan dan kejutan
Kolaborasi dengan influencer yang relevan
Distribusi konten yang strategis di platform sosial
Berikut adalah beberapa ide guerrilla marketing yang bisa diterapkan oleh pelaku bisnis dengan dana terbatas namun memiliki potensi viralitas tinggi:
Gunakan stiker dengan pesan unik dan menggelitik yang ditempel di tempat strategis. Beberapa contoh kalimat yang bisa digunakan:
"Lelah kerja? Kopi kami solusinya."
"Cintamu rumit? Promo kami nggak."
Jika stiker ini difoto dan dibagikan oleh orang lain, brand Anda mendapatkan promosi gratis.
Strategi ini memanfaatkan elemen ruang publik untuk menyampaikan pesan. Contohnya:
Menempatkan sepatu ukuran besar di depan toko sepatu
Menghias tangga atau eskalator dengan desain produk
Memproyeksikan logo atau pesan brand di dinding gedung (dengan izin)
Ajak komunitas atau performer untuk tampil mendadak di ruang publik dengan tema yang berkaitan dengan brand Anda. Misalnya flashmob dance yang mengenakan merchandise brand atau membawa pesan kampanye sosial yang Anda dukung.
Contohnya, seseorang berpakaian seperti selebritas dengan logo brand Anda, melakukan aksi sosial seperti membantu orang tua menyeberang jalan. Publik merekam dan membagikan tanpa sadar bahwa itu adalah kampanye.
Buat challenge yang lucu dan mudah diikuti. Contoh:
#Belanja10RibuChallenge: Tantang netizen belanja hanya dengan Rp10.000 di toko Anda
#OOTDChallenge: Outfit mereka cocok dengan produk yang Anda jual
Tujuannya adalah mendorong partisipasi netizen secara sukarela dan meningkatkan interaksi brand.
Berikut beberapa hal yang wajib diperhatikan agar kampanye guerrilla marketing Anda berjalan sukses:
Pastikan semua kampanye yang dilakukan tidak melanggar hukum, tidak mengganggu ketertiban umum, dan tetap menghargai norma sosial.
Siapkan tim dokumentasi (foto dan video) untuk menangkap momen-momen penting yang bisa digunakan sebagai konten di media sosial atau iklan digital.
Waktu peluncuran sangat penting. Kampanye guerrilla akan lebih efektif jika dilakukan saat ada momen nasional, hari besar, atau saat topik yang relevan sedang trending.
Tidak semua kampanye berhasil sesuai rencana. Siapkan rencana cadangan jika kampanye tidak sesuai ekspektasi atau mendapat respons negatif.
Meski menarik, strategi ini tidak tanpa risiko. Beberapa tantangan yang perlu diwaspadai:
Sebagus apapun idenya, tidak ada jaminan bahwa kampanye akan viral. Viralitas sangat tergantung pada respons audiens.
Kampanye yang ambigu bisa disalahartikan. Misalnya, niat baik bisa dianggap sebagai manipulatif atau menyinggung isu sensitif.
Di tahun 2025, semakin banyak brand yang mencoba strategi ini. Artinya, dibutuhkan ide yang benar-benar orisinal dan eksekusi yang sangat matang.
Jika dianggap ofensif, eksploitasi, atau merugikan pihak lain, netizen bisa bereaksi negatif dan memboikot brand secara publik di media sosial.
Guerrilla marketing menjadi strategi yang sangat menjanjikan di tahun 2025, terutama bagi brand dengan anggaran terbatas namun memiliki kreativitas tinggi. Kampanye yang tidak biasa, mengejutkan, dan otentik dapat menciptakan keterlibatan emosional yang jauh lebih kuat dibandingkan iklan konvensional.
Strategi ini bukan hanya efektif dari sisi biaya, tetapi juga mampu membangun hubungan yang lebih dalam dengan audiens. Dengan perencanaan matang, pelaksanaan yang etis, dan keberanian untuk tampil beda, guerrilla marketing dapat menjadi salah satu senjata paling ampuh dalam pemasaran modern.
Jay Conrad Levinson. Guerrilla Marketing. Houghton Mifflin, 1984.
HubSpot (2024). The Rise of Guerrilla Marketing in the Post-Digital World.
WARC (2025). Emerging Brand Activation Strategies in Southeast Asia
Campaign Asia (2025). Top 10 Most Viral Campaigns in APAC This Year.
Image Source: Unsplash, Inc.