Di tahun 2025 ini, lanskap periklanan digital terus berevolusi dengan kecepatan yang menakjubkan. Bagi pemilik e-commerce, tantangan bukan hanya bagaimana menjangkau konsumen, tetapi juga bagaimana mengukur keberhasilan kampanye iklan yang semakin kompleks. Salah satu inovasi terbesar dari Google Ads yang telah merevolusi cara kita beriklan adalah Google Performance Max.
Performance Max adalah jenis kampanye otomatis dari Google yang dirancang untuk membantu pengiklan menemukan pelanggan yang berkonversi di seluruh saluran dan inventaris Google (YouTube, Display, Search, Discover, Gmail, dan Maps) dari satu kampanye tunggal. Konsepnya sangat menarik: berikan tujuan Anda, berikan aset kreatif Anda, dan biarkan Google AI melakukan sisanya untuk menemukan peluang terbaik.
Namun, di balik kemudahan dan otomatisasi yang ditawarkannya, muncul pertanyaan krusial bagi para praktisi e-commerce: bagaimana sebenarnya kita mengukur keberhasilan Performance Max? Apakah metrik tradisional seperti Return on Ad Spend (ROAS) masih menjadi tolok ukur utama, ataukah kita harus mulai melihat metrik yang lebih luas seperti Gross Merchandise Value (GMV)? Pertanyaan ini menjadi semakin relevan di tengah ambisi pertumbuhan jangka panjang dan optimalisasi profitabilitas.
Memilih metrik yang tepat untuk mengukur keberhasilan bukan sekadar preferensi; ini adalah keputusan strategis yang akan memengaruhi alokasi anggaran, interpretasi data, dan arah pertumbuhan bisnis Anda. Artikel ini akan membahas secara mendalam perdebatan antara ROAS dan GMV dalam konteks Google Performance Max untuk e-commerce di tahun 2025. Kita akan mengupas kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta memberikan panduan tentang kapan dan mengapa Anda mungkin perlu mempertimbangkan salah satunya, atau bahkan keduanya. Mari kita telaah lebih lanjut agar setiap investasi iklan Anda menghasilkan dampak yang maksimal.
I. Memahami Google Performance Max: Otomatisasi Penjualan di Seluruh Saluran
Sebelum kita membahas metrik pengukuran, mari kita pahami terlebih dahulu esensi dari Google Performance Max (PMax) dan mengapa ia begitu berbeda dari jenis kampanye Google Ads lainnya.
A. Apa Itu Google Performance Max?
Performance Max adalah jenis kampanye berbasis tujuan otomatis yang dirancang untuk membantu pengiklan e-commerce dan bisnis lain menemukan lebih banyak pelanggan yang berkonversi di seluruh inventaris Google. Ini berarti satu kampanye PMax dapat menayangkan iklan Anda di:
Google Search: Iklan teks responsif yang muncul untuk kueri pencarian yang relevan.
Google Display Network: Iklan gambar di jutaan situs web dan aplikasi.
YouTube: Iklan video dan in-feed di platform video terbesar di dunia.
Gmail: Iklan di kotak masuk pengguna.
Discover: Iklan yang muncul di feed personalisasi pengguna di aplikasi Google.
Google Maps: Iklan yang terkait dengan lokasi fisik atau produk.
Fitur kunci PMax adalah kemampuannya untuk mengoptimalkan kinerja di seluruh saluran ini secara simultan, menggunakan machine learning Google untuk mengidentifikasi kombinasi aset, audiens, dan penempatan yang paling efektif.
B. Cara Kerja Performance Max di E-commerce
Untuk kampanye e-commerce, PMax sangat erat kaitannya dengan Google Merchant Center (GMC). Anda menyediakan:
Feed Produk: Melalui Google Merchant Center, Anda mengunggah seluruh katalog produk Anda. Ini adalah fondasi kampanye PMax untuk e-commerce.
Aset Grup (Asset Groups): Ini adalah kumpulan aset kreatif yang Anda berikan, seperti:
Headline (judul iklan)
Deskripsi
Gambar (rasio aspek berbeda)
Video (opsional, tetapi sangat direkomendasikan)
Logo
Final URL (URL halaman tujuan)
Sinyal Audiens (Audience Signals): Meskipun PMax menjangkau audiens baru secara otomatis, Anda bisa memberikan "sinyal" kepada Google tentang siapa pelanggan ideal Anda. Ini bisa berupa daftar remarketing, customer match list, atau audiens minat tertentu. Sinyal ini membantu AI mempercepat proses pembelajaran.
Tujuan Konversi: Anda menetapkan tujuan konversi utama, biasanya "Pembelian" untuk e-commerce, dan dapat menentukan nilai untuk setiap konversi.
Strategi Penawaran: Anda memilih strategi penawaran Smart Bidding, paling umum adalah Maximize Conversion Value (Maksimalkan Nilai Konversi) atau Target ROAS (Target Return on Ad Spend).
Setelah Anda memberikan semua informasi ini, Google AI akan secara otomatis membuat dan menayangkan iklan Anda di seluruh saluran, menguji berbagai kombinasi aset, dan mengoptimalkan penawaran secara realtime untuk mencapai tujuan konversi yang Anda tetapkan. Ini berarti PMax adalah "kotak hitam" yang canggih; Anda memberikan input, dan ia memberikan output. Tugas Anda adalah memastikan input yang berkualitas dan mengukur output dengan benar.
II. Metrik Kunci dalam E-commerce: ROAS dan GMV
Sebelum kita memutuskan mana yang lebih baik, mari kita definisikan kedua metrik ini secara jelas dalam konteks e-commerce dan periklanan.
A. Return on Ad Spend (ROAS)
Definisi: ROAS adalah metrik yang mengukur efisiensi pendapatan yang dihasilkan untuk setiap Rupiah yang dibelanjakan pada iklan. Ini adalah rasio langsung antara pendapatan yang dihasilkan dari iklan dan biaya iklan yang dikeluarkan.
Rumus: ROAS = (Pendapatan dari Iklan / Biaya Iklan) x 100% (atau dalam bentuk rasio, misal 3x)
Contoh: Jika Anda membelanjakan Rp 1.000.000 untuk iklan dan menghasilkan penjualan Rp 3.000.000, maka ROAS Anda adalah (Rp 3.000.000 / Rp 1.000.000) = 3 atau 300%.
Kelebihan ROAS:
Fokus pada Efisiensi Keuangan: ROAS adalah metrik yang sangat langsung terkait dengan profitabilitas kampanye iklan. Ia menunjukkan seberapa efisien anggaran iklan Anda dalam menghasilkan uang kembali.
Mudah Dipahami: Konsepnya sederhana dan intuitif bagi banyak orang, baik marketer maupun stakeholder bisnis.
Cocok untuk Optimalisasi Jangka Pendek: Jika tujuan utama Anda adalah memastikan setiap kampanye menghasilkan pendapatan lebih besar dari biayanya dalam waktu singkat, ROAS adalah pilihan yang sangat kuat. Google Performance Max dengan strategi Target ROAS secara spesifik dirancang untuk mengoptimalkan metrik ini.
Alokasi Anggaran yang Jelas: ROAS yang tinggi biasanya menandakan bahwa kampanye Anda sehat dan layak untuk ditingkatkan anggarannya.
Kekurangan ROAS:
Mengabaikan Biaya Operasional Lain: ROAS hanya memperhitungkan biaya iklan. Ia tidak mempertimbangkan biaya barang yang terjual (COGS), biaya operasional (gaji karyawan, sewa, listrik), biaya pengiriman, biaya marketing non-iklan, atau biaya overhead lainnya. ROAS yang tinggi belum tentu berarti profit bersih yang tinggi.
Tidak Mempertimbangkan Profit Margin: Dua produk dengan harga jual yang sama bisa memiliki margin keuntungan yang sangat berbeda. ROAS 300% dari produk dengan margin 10% jelas berbeda maknanya dengan ROAS 300% dari produk dengan margin 60%. ROAS tidak membedakan ini.
Fokus Jangka Pendek: Terlalu terfokus pada ROAS dapat membuat Anda melewatkan peluang untuk mengakuisisi pelanggan baru dengan nilai seumur hidup (LTV) tinggi yang mungkin membutuhkan biaya akuisisi (CPA) atau ROAS awal yang lebih rendah.
Tidak Mencerminkan Skala Pertumbuhan: Kampanye dengan ROAS yang sangat tinggi mungkin hanya menghasilkan volume penjualan yang kecil. Anda bisa memiliki ROAS 1000% dari penjualan satu produk mahal, tapi itu tidak berarti bisnis Anda tumbuh secara signifikan.
B. Gross Merchandise Value (GMV)
Definisi: GMV, atau Nilai Barang Dagangan Bruto, adalah nilai total dari semua penjualan barang atau jasa yang dilakukan melalui platform atau bisnis e-commerce dalam periode waktu tertentu, sebelum dikurangi diskon, retur, atau biaya lainnya. Ini adalah metrik yang mengukur volume penjualan kotor.
Rumus: GMV = (Harga Jual Produk A x Kuantitas Produk A) + (Harga Jual Produk B x Kuantitas Produk B) + ... dst.
Contoh: Jika dalam sebulan Anda menjual 100 unit produk A @ Rp 500.000 dan 50 unit produk B @ Rp 1.000.000, maka GMV Anda adalah (100 * Rp 500.000) + (50 * Rp 1.000.000) = Rp 50.000.000 + Rp 50.000.000 = Rp 100.000.000.
Kelebihan GMV:
Fokus pada Skala dan Pertumbuhan Volume: GMV adalah indikator kuat seberapa besar volume bisnis yang berhasil Anda ciptakan. Ini sangat relevan untuk perusahaan yang memprioritaskan pertumbuhan pangsa pasar atau akumulasi basis pelanggan.
Gambaran Umum Kesehatan Penjualan: Peningkatan GMV menunjukkan bahwa ada permintaan yang kuat untuk produk Anda dan bahwa strategi penjualan Anda, termasuk iklan, berhasil mendorong transaksi.
Menarik Investor: Bagi startup atau bisnis yang mencari pendanaan, GMV seringkali menjadi metrik yang menarik bagi investor karena menunjukkan potensi skala dan dominasi pasar.
Memungkinkan Akuisisi Pelanggan Baru: Dengan fokus pada GMV, Anda mungkin lebih bersedia untuk mengambil risiko dengan ROAS yang sedikit lebih rendah di awal untuk mengakuisisi pelanggan baru yang memiliki LTV tinggi.
Kekurangan GMV:
Mengabaikan Biaya Iklan dan Profitabilitas: Ini adalah kelemahan utama. GMV tidak memperhitungkan berapa banyak biaya yang Anda keluarkan untuk mencapai penjualan tersebut. GMV yang tinggi dengan biaya iklan yang sangat tinggi dapat berarti Anda sebenarnya merugi.
Tidak Mencerminkan Efisiensi: Anda bisa memiliki GMV tinggi, tetapi jika Anda harus menghabiskan miliaran Rupiah untuk iklan demi mencapai GMV tersebut, maka kampanye Anda sangat tidak efisien.
Potensi "Pembakaran Uang": Jika hanya fokus pada GMV tanpa memperhatikan ROAS atau profitabilitas, ada risiko Anda "membakar uang" hanya untuk mencapai angka penjualan kotor yang besar.
Tidak Ideal untuk Optimalisasi Kampanye Iklan: Google Performance Max tidak memiliki strategi penawaran yang secara langsung mengoptimalkan GMV. Ia mengoptimalkan nilai konversi (yang pada dasarnya adalah GMV untuk konversi yang diatribusikan ke iklan) untuk mencapai target ROAS.
III. ROAS atau GMV untuk Google Performance Max di E-commerce? Analisis Mendalam
Sekarang kita sampai pada inti perdebatan. Dalam konteks Google Performance Max yang bekerja secara otomatis di seluruh saluran, mana yang harus menjadi fokus utama Anda?
A. ROAS: Pilihan Standar dan Terintegrasi dengan PMax
Secara default dan fungsionalitas, Google Performance Max paling baik dioptimalkan untuk ROAS atau, lebih tepatnya, nilai konversi dengan target ROAS. Mengapa?
Strategi Penawaran PMax: Strategi penawaran utama di PMax yang relevan untuk e-commerce adalah "Maximize Conversion Value" (dengan opsi target ROAS). Ini berarti algoritma Google secara inheren mencoba memaksimalkan nilai penjualan yang diatribusikan ke kampanye Anda, dan jika Anda menetapkan target ROAS, ia akan berusaha mencapai nilai penjualan tersebut dengan biaya iklan yang sesuai.
Ketersediaan Data Realtime Google: Google memiliki akses ke data nilai konversi dari pixel Anda. Ia menggunakan data ini untuk memahami value dari setiap penjualan dan mengoptimalkan penawaran di lelang realtime agar mencapai target ROAS Anda. Jika satu klik diperkirakan akan menghasilkan penjualan produk senilai Rp 1.000.000, dan klik lain Rp 100.000, algoritma akan menawar lebih tinggi untuk yang pertama jika itu membantu mencapai target ROAS Anda.
Kendali Keuntungan Iklan: Bagi banyak bisnis e-commerce, terutama UKM, menjaga profitabilitas dari setiap Rupiah iklan adalah prioritas utama. ROAS memberikan pandangan langsung tentang pengembalian investasi iklan, yang sangat penting untuk kesehatan keuangan.
Kapan ROAS Adalah Metrik Utama untuk PMax:
Prioritas Profitabilitas: Ketika Anda ingin memastikan kampanye iklan Anda memberikan keuntungan yang jelas.
Anggaran Terbatas: Saat Anda harus sangat efisien dengan anggaran iklan dan tidak punya toleransi tinggi untuk "membakar uang."
Optimalisasi Kampanye Langsung: Untuk mengukur efisiensi langsung dari PMax dalam menghasilkan penjualan yang menguntungkan.
Bisnis dengan Margin Berbeda: Jika Anda memiliki beragam produk dengan margin keuntungan yang bervariasi, ROAS membantu Anda melihat efisiensi rata-rata dari seluruh pendapatan yang dihasilkan.
B. GMV: Perspektif Jangka Panjang dan Skala Pertumbuhan
Meskipun PMax mengoptimalkan ROAS, bukan berarti GMV tidak relevan. Justru, GMV menjadi metrik pelengkap yang sangat penting, terutama jika Anda melihat gambaran yang lebih besar dari pertumbuhan bisnis Anda.
Fokus pada Pangsa Pasar: Perusahaan yang berfokus pada pertumbuhan agresif dan mengakuisisi pangsa pasar yang besar mungkin lebih condong ke GMV. Mereka mungkin bersedia menerima ROAS yang sedikit lebih rendah di awal untuk mendapatkan volume penjualan yang masif dan mendominasi kategori produk.
Akuisisi Pelanggan Baru: Pelanggan yang baru diakuisisi mungkin tidak langsung menguntungkan dari pembelian pertama (ROAS rendah). Namun, jika mereka memiliki Customer Lifetime Value (CLTV) yang tinggi, GMV dari akuisisi ini akan sangat berharga dalam jangka panjang. PMax, dengan jangkauan luasnya, sangat mampu menemukan pelanggan baru.
Tren dan Momentum: Peningkatan GMV yang stabil menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat, yang bisa menarik investor dan menunjukkan kesehatan bisnis secara keseluruhan, bahkan jika ROAS per kampanye fluktuatif.
Kapan GMV Menjadi Metrik Penting (Meskipun Bukan Utama untuk PMax):
Fase Pertumbuhan Agresif: Ketika tujuan Anda adalah mempercepat pertumbuhan penjualan secara keseluruhan, mengakuisisi pangsa pasar, dan menembus pasar baru.
Prioritas Akuisisi Pelanggan: Jika Anda bersedia menginvestasikan lebih banyak untuk mendapatkan pelanggan baru yang memiliki LTV tinggi.
Analisis Bisnis Tingkat Tinggi: Untuk presentasi kepada stakeholder, dewan direksi, atau investor, GMV seringkali menjadi indikator kinerja yang mudah dipahami dan diakui sebagai tanda pertumbuhan.
Melengkapi ROAS: GMV sebaiknya tidak digunakan sebagai metrik tunggal untuk Performance Max, melainkan sebagai metrik pelengkap untuk melihat apakah kampanye yang dioptimalkan untuk ROAS juga menghasilkan volume penjualan yang memadai.
C. Kombinasi Terbaik: ROAS sebagai Driver, GMV sebagai Indikator Kesehatan Skala
Di tahun 2025, pendekatan yang paling cerdas adalah menggunakan ROAS sebagai metrik utama untuk mengoptimalkan kampanye Google Performance Max Anda, sambil tetap memantau GMV sebagai indikator kesehatan dan skala pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.
Mengapa Kombinasi Ini Bekerja:
Efisiensi dan Skala: ROAS memastikan kampanye Anda efisien dan menguntungkan, sementara GMV menunjukkan bahwa efisiensi ini juga menghasilkan skala penjualan yang memadai. Anda tidak hanya efisien, tetapi juga tumbuh.
Sesuai dengan Algoritma PMax: PMax dirancang untuk mengoptimalkan nilai konversi (yang diterjemahkan menjadi pendapatan penjualan) untuk mencapai target ROAS. Dengan memberikan target ROAS yang realistis dan membiarkan AI bekerja, Anda memaksimalkan fitur yang sudah ada.
Pandangan Holistik: Dengan melihat kedua metrik, Anda mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja pemasaran Anda: Apakah Anda menghasilkan uang secara efisien (ROAS)? Dan apakah Anda menghasilkan uang dalam volume yang cukup besar untuk mencapai tujuan pertumbuhan (GMV)?
Pengambilan Keputusan Lebih Baik: Jika ROAS Anda tinggi tetapi GMV stagnan, mungkin Anda perlu melonggarkan target ROAS untuk mendapatkan lebih banyak volume. Sebaliknya, jika GMV tinggi tetapi ROAS rendah, Anda perlu mengencangkan target ROAS atau mencari cara lain untuk meningkatkan efisiensi.
IV. Praktik Terbaik Mengukur Keberhasilan PMax di E-commerce 2025
Untuk mengukur keberhasilan Google Performance Max secara efektif di tahun 2025, Anda perlu melampaui sekadar melihat angka di dashboard.
A. Pastikan Pelacakan Konversi yang Sempurna dan Terintegrasi
Google Analytics 4 (GA4): Pastikan akun GA4 Anda terhubung dengan Google Ads dan data e-commerce dilacak dengan benar (pembelian, nilai pembelian, item yang dibeli). GA4 adalah sumber data yang jauh lebih kaya dan akan menjadi tulang punggung pelacakan Anda di 2025.
Enhanced E-commerce Tracking: Implementasikan enhanced e-commerce tracking di GA4 untuk mendapatkan detail transaksi yang kaya (produk apa yang dibeli, harga, kuantitas). Ini penting untuk analisis GMV per produk.
Data-Driven Attribution (DDA): Aktifkan DDA di Google Ads. Model ini menggunakan machine learning untuk memberikan kredit konversi yang lebih akurat pada berbagai titik sentuh di perjalanan pelanggan, memberikan gambaran yang lebih realistis tentang kontribusi PMax.
B. Gunakan Target ROAS dengan Hati-hati
Mulai Realistis: Jangan menetapkan target ROAS yang terlalu ambisius di awal. Mulai dengan target yang sedikit di atas ROAS historis Anda atau ROAS impas Anda. Biarkan algoritma belajar.
Sesuaikan Perlahan: Jika PMax Anda berkinerja baik, tingkatkan target ROAS secara bertahap (misalnya, 5-10% setiap minggu) dan amati dampaknya pada volume dan ROAS. Jika volume turun terlalu drastis, mungkin target Anda terlalu tinggi.
Pahami Fase Pembelajaran: Saat Anda mengubah target ROAS, PMax akan masuk kembali ke fase pembelajaran. Bersabarlah dan hindari perubahan terlalu sering.
C. Perhatikan Laporan Aset (Asset Reporting)
PMax bekerja dengan menggabungkan aset kreatif Anda. Google Ads menyediakan laporan aset yang menunjukkan performa setiap headline, deskripsi, gambar, dan video.
Identifikasi Aset Berkinerja Tinggi: Cari tahu aset mana yang memiliki peringkat "Best" atau "Good". Ini adalah aset yang disukai oleh AI dan audiens Anda.
Hapus Aset Berkinerja Rendah: Aset dengan peringkat "Low" bisa menarik performa kampanye Anda. Ganti dengan aset baru atau variasi dari aset yang berkinerja baik.
Tambahkan Aset Baru Secara Berkala: Untuk menghindari ad fatigue dan memberikan lebih banyak bahan bakar bagi AI, teruslah menambahkan aset kreatif baru yang relevan.
D. Manfaatkan Sinyal Audiens (Audience Signals)
Meskipun PMax menjangkau audiens baru, sinyal audiens yang Anda berikan sangat membantu AI dalam mempercepat optimalisasi.
Daftar Remarketing: Gunakan daftar pengunjung situs web Anda, pembeli sebelumnya, atau customer match list.
Audiens Kustom (Custom Audiences): Buat audiens kustom berdasarkan minat atau niat pencarian yang spesifik untuk produk Anda.
Perbarui Sinyal: Pastikan daftar audiens Anda selalu diperbarui dan relevan.
E. Analisis Laporan Insight Google Ads
Google Ads terus mengembangkan laporan insight yang lebih kaya untuk PMax. Ini dapat membantu Anda memahami tren, kategori produk yang berkinerja baik, dan kueri pencarian yang memicu iklan Anda. Gunakan insights ini untuk menginformasikan keputusan Anda dalam mengelola inventaris produk, strategi harga, atau bahkan pengembangan produk baru.
F. Jangan Lupakan Profitabilitas Bersih
Meskipun ROAS dan GMV adalah metrik penting, jangan pernah melupakan profitabilitas bersih. Lakukan analisis post-campaign yang komprehensif, termasuk COGS, biaya pengiriman, biaya operasional, dan biaya overhead lainnya, untuk menghitung keuntungan bersih yang sebenarnya. Pemasaran yang sukses adalah yang tidak hanya menghasilkan penjualan, tetapi juga menghasilkan keuntungan. Anda mungkin memiliki ROAS 400% tetapi jika margin kotor Anda hanya 20%, Anda sebenarnya merugi.
V. Studi Kasus Hipotetis: Strategi Pengukuran untuk E-commerce Fashion
Mari kita bayangkan sebuah bisnis e-commerce fashion yang fokus pada pakaian muslim modern. Mereka menjalankan kampanye Google Performance Max.
Tujuan Bisnis Awal: Meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan (GMV) sambil menjaga ROAS tetap sehat.
Situasi Awal PMax:
Strategi Bidding: Maximize Conversion Value.
Target ROAS Awal: Tidak ada target ROAS spesifik, hanya ingin mengumpulkan data dan volume.
Kinerja 1 Bulan Pertama: GMV Rp 500.000.000, biaya iklan Rp 100.000.000, ROAS 5x.
Analisis & Keputusan: ROAS 5x (500%) sangat bagus, tetapi tim e-commerce melihat bahwa mereka masih memiliki kapasitas untuk tumbuh. Mereka ingin mencoba mendorong lebih banyak penjualan, bahkan jika itu berarti ROAS sedikit menurun, asalkan tetap menguntungkan.
Strategi Pengukuran dan Optimasi Lanjutan:
Pengalihan Strategi Bidding: Mereka memutuskan untuk beralih ke strategi Target ROAS dengan target 400% (4x). Ini lebih rendah dari ROAS aktual mereka (5x), yang memberikan fleksibilitas kepada algoritma untuk menawar lebih agresif guna mendapatkan volume konversi lebih banyak.
Pemantauan Ganda: Setiap minggu, mereka memantau:
ROAS dari PMax: Untuk memastikan efisiensi kampanye tetap terjaga di atas target 400%.
GMV Keseluruhan (dari PMax dan sumber lain): Untuk melihat apakah penurunan target ROAS memang berkontribusi pada peningkatan volume penjualan secara keseluruhan di e-commerce mereka.
Analisis Laporan Aset: Mereka menemukan bahwa video pendek berdurasi 15 detik yang menampilkan model mengenakan pakaian dalam skenario lifestyle memiliki performa aset "Best". Mereka memutuskan untuk membuat lebih banyak video serupa dan mengunggahnya.
Optimasi Halaman Produk: Mereka menyadari bahwa beberapa halaman produk memiliki tingkat bounce yang tinggi. Mereka berinvestasi dalam meningkatkan kualitas deskripsi produk, menambahkan lebih banyak gambar sudut pandang, dan mengoptimalkan kecepatan loading halaman. Ini secara tidak langsung membantu PMax karena meningkatkan conversion rate halaman tujuan.
Penggunaan Sinyal Audiens: Mereka menambahkan daftar customer match dari pelanggan yang pernah membeli produk tertentu, dan membuat audiens kustom berdasarkan minat "fesyen muslim modern", untuk membantu PMax menemukan audiens yang lebih relevan.
Hasil Setelah 3 Bulan (dengan optimasi berkelanjutan):
Strategi Bidding: Target ROAS (target 400%)
Kinerja PMax:
GMV dari PMax: Rp 800.000.000
Biaya Iklan PMax: Rp 180.000.000
ROAS PMax: 4.44x (masih di atas target 4x)
Kinerja Bisnis Keseluruhan:
Total GMV: Meningkat 60% dibandingkan periode awal, didorong oleh PMax dan channel lain.
Keuntungan Bersih: Meningkat karena volume yang lebih besar dengan ROAS yang sehat.
Studi kasus hipotetis ini menunjukkan bahwa dengan kombinasi strategi yang tepat (menggunakan Target ROAS untuk PMax) dan pemantauan metrik yang lebih luas (GMV untuk pertumbuhan keseluruhan), bisnis e-commerce dapat mencapai keseimbangan antara profitabilitas dan skala.
Kesimpulan: Perspektif Holistik untuk Kesuksesan Jangka Panjang
Di tahun 2025, mengukur keberhasilan Google Performance Max di e-commerce tidak lagi bisa hanya terpaku pada satu metrik. Meskipun ROAS tetap menjadi indikator efisiensi kampanye iklan yang sangat penting dan merupakan metrik yang secara langsung dioptimalkan oleh PMax, kita harus mulai melihat lebih luas pada GMV sebagai penanda pertumbuhan dan skala bisnis secara keseluruhan.
Pendekatan terbaik adalah menerapkan strategi Target ROAS pada kampanye Performance Max Anda untuk memastikan setiap Rupiah iklan menghasilkan pengembalian yang menguntungkan. Pada saat yang sama, pantau terus GMV total bisnis Anda untuk memastikan bahwa kampanye yang efisien juga berkontribusi pada volume penjualan yang signifikan. Jika Anda menemukan ROAS yang sangat tinggi tetapi GMV stagnan, mungkin saatnya untuk sedikit melonggarkan target ROAS guna mendorong lebih banyak volume. Sebaliknya, jika GMV tumbuh pesat tetapi ROAS anjlok, itu adalah sinyal bahaya yang menunjukkan Anda mungkin "membakar uang".
Ingatlah, Google Performance Max adalah alat yang sangat powerful. Namun, kekuatannya akan maksimal jika Anda memberikan input yang tepat (data konversi akurat, aset berkualitas, sinyal audiens) dan mengukur output dengan perspektif yang holistik. Fokuslah pada profitabilitas jangka panjang dan pertumbuhan berkelanjutan, bukan hanya angka instan. Dengan demikian, Anda akan mampu memanfaatkan Google Performance Max sepenuhnya untuk membawa bisnis e-commerce Anda ke level kesuksesan berikutnya di tahun 2025 dan seterusnya.
Image Source: Unsplash, Inc.