Di tahun 2025 ini, lanskap pemasaran digital telah menjadi arena pertarungan yang sangat kompetitif. Biaya akuisisi pelanggan baru (CAC) terus meningkat, dan perhatian audiens semakin sulit didapatkan. Kita semua, sebagai pemilik website, pasti pernah mengalami situasi di mana banyak pengunjung datang ke situs kita, melihat-lihat produk atau konten, namun pergi begitu saja tanpa melakukan pembelian atau tindakan yang kita inginkan. Mereka adalah calon pelanggan yang "setengah matang," yang sudah menunjukkan minat, namun belum siap berkonversi. Mengabaikan mereka adalah sebuah kesalahan fatal.
Inilah mengapa retargeting (atau remarketing) menjadi salah satu strategi pemasaran digital paling efektif dan menguntungkan. Retargeting adalah seni menjangkau kembali pengguna yang sudah berinteraksi dengan merek Anda sebelumnya—baik itu mengunjungi website, melihat iklan, atau berinteraksi dengan profil media sosial Anda—dan menampilkan iklan yang disesuaikan untuk membawa mereka kembali dan menyelesaikan tujuan Anda.
Di tahun 2025, platform media sosial seperti Instagram Ads dan TikTok Ads bukan hanya tempat untuk menjangkau audiens baru; mereka adalah ladang emas untuk strategi retargeting yang presisi dan kreatif. Dengan fitur penargetan audiens yang canggih dan format iklan yang engaging, Instagram dan TikTok memungkinkan kita membangun funnel sosial yang efektif, membimbing calon pelanggan dari sekadar "melihat" menjadi "membeli."
Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif Anda tentang bagaimana memaksimalkan retargeting lewat Instagram dan TikTok Ads di tahun 2025. Kita akan membahas mengapa retargeting sangat penting, jenis-jenis audiens yang bisa Anda targetkan, strategi konten kreatif untuk setiap tahap funnel sosial, hingga cara mengukur keberhasilan untuk memastikan setiap Rupiah yang diinvestasikan menghasilkan Return on Ad Spend (ROAS) yang optimal. Mari kita selami bagaimana kita bisa mengubah minat yang terlewatkan menjadi konversi yang berharga.
I. Mengapa Retargeting Adalah Fondasi Keuntungan di Media Sosial 2025?
Dalam era digital yang penuh kebisingan, retargeting adalah strategi yang tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga sangat meningkatkan peluang konversi. Ada beberapa alasan kuat mengapa ini menjadi fondasi utama.
A. Biaya Akuisisi Pelanggan (CAC) yang Lebih Rendah
Mendapatkan pelanggan baru dari awal (Cold Audience) seringkali jauh lebih mahal daripada mengubah pengunjung yang sudah menunjukkan minat (Warm Audience). Pengguna yang sudah pernah berinteraksi dengan merek Anda sudah memiliki tingkat kesadaran dan kepercayaan dasar. Ini berarti mereka lebih mudah diyakinkan, sehingga biaya per akuisisi (CPA) untuk retargeting cenderung jauh lebih rendah.
B. Tingkat Konversi yang Jauh Lebih Tinggi
Karena audiens retargeting sudah mengenal merek Anda, mereka jauh lebih mungkin untuk berkonversi. Bayangkan seseorang yang sudah melihat produk Anda di website vs. seseorang yang belum pernah mendengar tentang Anda. Yang pertama hanya butuh dorongan kecil, sementara yang kedua butuh edukasi dari nol. Studi menunjukkan bahwa tingkat konversi dari iklan retargeting bisa 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan kampanye penargetan audiens baru.
C. Mengatasi Siklus Pembelian yang Panjang
Banyak produk, terutama yang berharga tinggi atau memerlukan pertimbangan (high consideration), memiliki siklus pembelian yang panjang. Retargeting memungkinkan Anda untuk tetap "hadir" sepanjang perjalanan pelanggan, mengingatkan mereka tentang produk Anda, mengatasi keraguan, atau menawarkan insentif di setiap tahap. Ini menjaga merek Anda tetap di pikiran mereka sampai mereka siap membuat keputusan.
D. Personalisasi Pesan yang Sangat Efektif
Dengan retargeting, Anda tahu persis apa yang diminati pengguna (misalnya, produk yang mereka lihat, halaman yang mereka kunjungi, video yang mereka tonton). Ini memungkinkan Anda untuk menampilkan iklan yang sangat personal dan relevan, yang jauh lebih efektif daripada pesan umum. Personalisasi adalah kunci untuk menarik perhatian di tahun 2025.
E. Membangun Kepercayaan dan Loyalitas Merek
Munculnya kembali iklan Anda secara konsisten, namun tidak mengganggu, dapat membangun kepercayaan dan brand recall. Ini menunjukkan bahwa Anda peduli dan memahami kebutuhan mereka. Bagi pelanggan yang sudah membeli, retargeting dapat mendorong pembelian ulang dan membangun loyalitas.
F. Memanfaatkan Kekuatan Data Pixel & Event
Baik Instagram (melalui Meta Pixel) maupun TikTok Ads (melalui TikTok Pixel) menyediakan pixel yang canggih untuk melacak perilaku pengguna di website Anda. Data dari pixel ini adalah bahan bakar utama untuk membangun audiens retargeting yang presisi, memungkinkan Anda menargetkan pengguna berdasarkan event spesifik yang mereka lakukan.
II. Jenis Audiens Retargeting di Instagram & TikTok Ads
Kekuatan retargeting terletak pada kemampuan Anda untuk menciptakan segmen audiens yang spesifik berdasarkan interaksi mereka dengan merek Anda.
A. Audiens Berbasis Website
Ini adalah jenis audiens retargeting yang paling umum dan kuat, dibuat menggunakan data dari pixel Anda.
Pengunjung Website Umum: Siapa pun yang mengunjungi situs web Anda dalam periode waktu tertentu (misalnya, 30, 60, 90 hari terakhir). Ini adalah audiens terluas.
Pengunjung Halaman Spesifik: Orang yang mengunjungi halaman produk tertentu, halaman harga, halaman kontak, atau artikel blog tertentu. Ini menunjukkan minat yang lebih spesifik.
Pengguna yang Melakukan Micro-Conversion: Orang yang melakukan tindakan penting tetapi bukan konversi akhir, seperti:
Add to Cart (ATC): Pengguna yang menambahkan produk ke keranjang tetapi tidak membeli. Ini adalah audiens low-hanging fruit yang sangat berharga.
Initiate Checkout (IC): Pengguna yang memulai proses checkout tetapi meninggalkannya. Mereka sangat dekat dengan pembelian.
Viewed Product Page (VPP): Pengguna yang melihat halaman produk tertentu (ini akan menjadi dasar untuk Dynamic Product Ads).
Scroll Depth: Pengguna yang scroll hingga persentase tertentu di halaman landing atau blog Anda (misalnya, 75% atau 90%). Ini menunjukkan keterlibatan yang tinggi.
Time on Site: Pengguna yang menghabiskan waktu tertentu di situs Anda (misalnya, lebih dari 60 detik).
Pengunjung Tidak Aktif: Pengguna yang mengunjungi situs Anda dalam periode lama (misalnya, 90-180 hari yang lalu) tetapi belum kembali. Anda bisa mencoba "mengaktifkan" mereka kembali.
B. Audiens Berbasis Interaksi Media Sosial
Ini adalah audiens yang berinteraksi langsung dengan konten Anda di platform media sosial.
Pengguna yang Berinteraksi dengan Profil Anda: Orang yang mengunjungi profil Instagram/TikTok Anda, menyukai post, berkomentar, membagikan, atau menyimpan konten.
Pengguna yang Menonton Video Anda: Audiens yang menonton video Anda (misalnya, 25%, 50%, 75%, atau 100% dari durasi video). Ini sangat efektif untuk konten video pendek. Semakin lama mereka menonton, semakin tinggi niat mereka.
Pengguna yang Mengklik Iklan Anda: Orang yang mengklik iklan Anda sebelumnya (terutama iklan awareness atau traffic).
Pengguna yang Berinteraksi dengan Iklan Lead Form: Orang yang membuka atau mengirimkan formulir prospek di iklan Anda.
C. Audiens Berbasis Data Pelanggan (Customer List)
Jika Anda memiliki data pelanggan (email atau nomor telepon), Anda bisa mengunggahnya ke platform untuk menargetkan mereka.
Pelanggan yang Sudah Ada: Targetkan mereka untuk pembelian ulang (repurchase), cross-selling (produk pelengkap), atau upselling (produk premium).
Leads yang Belum Berkonversi: Jika Anda memiliki daftar lead yang belum menjadi pelanggan, Anda bisa menargetkan mereka dengan iklan yang mendorong konversi.
D. Kombinasi Audiens (Custom Combinations)
Kekuatan sebenarnya dari retargeting adalah kemampuan untuk menggabungkan audiens ini untuk menciptakan segmen yang sangat spesifik.
Contoh: "Pengunjung halaman produk A dalam 30 hari terakhir, TETAPI TIDAK termasuk mereka yang sudah membeli produk A."
Contoh: "Pengguna yang menonton 75% video demo produk kami, TETAPI TIDAK termasuk mereka yang sudah mendaftar trial."
III. Membangun Funnel Sosial yang Efektif dengan Konten Retargeting
Retargeting yang efektif membutuhkan konten yang berbeda untuk setiap tahap funnel agar sesuai dengan niat dan tingkat kesadaran audiens.
A. Tahap Awareness (Yang Baru Mengenal Brand Anda)
Tujuan: Mengingatkan mereka tentang Anda, memperdalam pemahaman mereka tentang masalah yang Anda pecahkan.
Audiens Target: Pengunjung website umum, pengguna yang berinteraksi dengan profil media sosial Anda (tetapi belum melihat halaman produk spesifik), atau penonton video (25-50%).
Jenis Konten:
Video Brand Story Singkat: Ingatkan mereka siapa Anda dan nilai-nilai inti Anda.
Konten Edukasi/Informasi: Video pendek yang menyoroti masalah yang relevan atau memberikan tips singkat yang relevan dengan produk Anda.
Iklan Gambar/Video Pendek dengan Pesan "Ingat Kami?": Dengan visual yang menarik dan hook yang memorable.
Highlight Testimonial Umum: Cuplikan testimoni singkat tentang kepuasan pelanggan secara umum.
CTA: "Pelajari Lebih Lanjut", "Lihat Koleksi", "Kunjungi Situs Web". (CTA yang lebih lembut, tidak langsung menjual).
B. Tahap Consideration (Yang Sedang Mempertimbangkan Produk Anda)
Tujuan: Memberikan informasi lebih lanjut, mengatasi keraguan, menyoroti fitur unik, mendorong micro-conversion (misalnya, add to cart, lead form).
Audiens Target: Pengunjung halaman produk spesifik, pengguna yang menghabiskan waktu lama di situs, penonton video (75-100%), atau pengguna yang berinteraksi dengan iklan awareness Anda.
Jenis Konten:
Dynamic Product Ads (DPA): Ini adalah format remarketing yang sangat kuat untuk e-commerce. Secara otomatis menampilkan produk yang spesifik yang pernah dilihat pengguna di website Anda.
Video Demo Produk Singkat: Tunjukkan cara kerja produk atau manfaat spesifik yang relevan dengan produk yang mereka lihat.
Infografis/Visual Perbandingan: Jika produk Anda memiliki keunggulan kompetitif, tampilkan perbandingan singkat dengan pesaing (tanpa menyebut nama pesaing secara langsung).
Testimonial Spesifik Produk: Cuplikan testimoni yang fokus pada produk yang mereka minati.
Penawaran Lead Magnet: Jika relevan, tawarkan unduhan e-book gratis, webinar, atau free consultation melalui iklan lead form.
CTA: "Lihat Detail Produk", "Tambahkan ke Keranjang", "Dapatkan Penawaran", "Jadwalkan Demo", "Unduh Brosur". (CTA yang lebih spesifik).
C. Tahap Decision (Yang Hampir Membeli)
Tujuan: Memberikan dorongan terakhir, mengatasi keberatan, menawarkan insentif, dan mendorong konversi akhir.
Audiens Target: Pengguna yang Add to Cart atau Initiate Checkout tetapi tidak membeli, pengunjung halaman harga, leads yang belum berkonversi.
Jenis Konten:
Iklan Urgensi/Kelangkaan: "Stok Terbatas!", "Diskon Berakhir Hari Ini!", "Keranjang Anda Akan Kadaluarsa!"
Penawaran Khusus: "Dapatkan Gratis Ongkir!", "Diskon Tambahan 10% untuk Pembelian Sekarang!".
Jaminan/Garansi: Fokus pada pesan yang membangun kepercayaan: "Garansi Uang Kembali 30 Hari", "Gratis Retur".
Ulasan/Rating Teratas: Iklan yang menampilkan rating bintang atau kutipan ulasan pelanggan terbaik.
Video Q&A Singkat: Mengatasi keberatan umum yang mungkin muncul di tahap akhir.
Live Chat Support: Iklan yang mendorong mereka untuk bertanya langsung jika ada keraguan.
CTA: "Selesaikan Pembelian", "Checkout Sekarang", "Klaim Diskon Anda", "Hubungi Kami". (CTA yang sangat langsung).
D. Tahap Loyalty/Advocacy (Pelanggan yang Sudah Berkonversi)
Tujuan: Mendorong pembelian ulang, cross-selling, upselling, atau mengubah mereka menjadi advokat merek.
Audiens Target: Pelanggan yang sudah membeli produk tertentu, pelanggan aktif, atau pelanggan yang telah menggunakan layanan Anda.
Jenis Konten:
Rekomendasi Produk Pelengkap: "Anda suka [Produk A], coba juga [Produk B]!"
Penawaran Eksklusif Pelanggan: Diskon khusus atau akses awal ke produk baru.
Konten Cara Penggunaan Lanjutan: Video yang menunjukkan tips & trik memaksimalkan produk yang sudah mereka beli.
Ajakan untuk Memberi Ulasan: Minta mereka untuk meninggalkan ulasan atau membagikan pengalaman mereka.
CTA: "Beli Lagi", "Lihat Produk Baru", "Tulis Ulasan Anda", "Gabung Komunitas Kami".
IV. Langkah-Langkah Teknis Implementasi Retargeting di Instagram & TikTok Ads 2025
Implementasi retargeting di kedua platform ini memiliki kemiripan, berkat penggunaan pixel.
A. Instalasi & Konfigurasi Pixel
Meta Pixel (untuk Instagram/Facebook Ads):
Dapatkan Meta Pixel ID Anda dari Facebook Events Manager.
Instal Pixel di situs web Anda (melalui Google Tag Manager atau langsung di kode situs Anda).
Konfigurasi event standar (PageView, ViewContent, AddToCart, InitiateCheckout, Purchase) dan event kustom yang relevan (misalnya, scroll depth, video watch).
Pastikan event mengumpulkan parameter yang relevan (misalnya, nilai produk, ID produk, kategori).
TikTok Pixel (untuk TikTok Ads):
Dapatkan TikTok Pixel ID Anda dari TikTok Ads Manager.
Instal Pixel di situs web Anda.
Konfigurasi event standar (ViewContent, AddToCart, InitiateCheckout, CompletePayment) dan event kustom.
Pastikan data produk untuk Dynamic Showcase Ads (DSA) dihubungkan.
B. Membuat Audiens Retargeting
Di Meta Ads Manager:
Buka Audiences di Asset Library.
Klik Create Audience > Custom Audience.
Pilih sumber audiens (Website, App Activity, Video, Instagram Account, Customer List, dll.).
Tentukan parameter (misalnya, "Pengunjung situs web yang melihat halaman domain.com/produk-baju-a dalam 30 hari terakhir").
Buat kombinasi audiens jika diperlukan (misalnya, "ATC tetapi tidak beli").
Di TikTok Ads Manager:
Buka Audiences di Assets.
Klik Create Audience > Custom Audience.
Pilih sumber audiens (Website Traffic, Engagement, Lead Generation, Customer File, dll.).
Tentukan parameter (misalnya, "Pengguna yang menonton video Anda 75% atau lebih").
Konfigurasi periode retensi (misalnya, 7 hari, 30 hari).
C. Merancang Kampanye Iklan Retargeting
Pilih Tujuan Kampanye:
Conversions: Untuk mendorong penjualan atau lead akhir.
Traffic: Untuk mendorong kunjungan kembali ke situs.
Video Views: Untuk meningkatkan engagement dengan konten video Anda.
Pilih Penempatan: Pastikan iklan Anda muncul di feed Instagram (Reels, Stories, Explore) atau TikTok (For You Page).
Unggah Kreatif: Unggah konten iklan yang telah Anda siapkan untuk setiap segmen audiens dan tahap funnel. Pastikan formatnya optimal (vertikal untuk Reels/TikTok).
Atur Anggaran & Penawaran: Mulai dengan anggaran yang memadai dan strategi penawaran yang relevan (misalnya, Maximize Conversions, Target ROAS, atau Maximize Conversion Value).
A/B Testing: Jalankan A/B testing secara berkelanjutan untuk menguji berbagai kreatif, headline, dan penawaran di setiap audiens retargeting.
V. Mengukur Keberhasilan Kampanye Retargeting Sosial
Pengukuran adalah kunci untuk mengoptimalkan strategi retargeting Anda.
A. Metrik Utama Konversi:
ROAS (Return on Ad Spend): Ini adalah metrik terpenting untuk e-commerce. Berapa nilai penjualan yang dihasilkan untuk setiap Rupiah yang dibelanjakan pada iklan retargeting?
CPA (Cost Per Acquisition): Berapa biaya untuk mendapatkan satu konversi (penjualan, lead, pendaftaran) dari iklan retargeting? Seharusnya lebih rendah dari kampanye akuisisi baru.
Conversion Rate: Persentase klik yang berubah menjadi konversi. Ini juga harus lebih tinggi.
Incremental Sales: Berapa banyak penjualan tambahan yang dihasilkan oleh retargeting yang tidak akan terjadi tanpa iklan tersebut? Ini adalah pengukuran yang lebih canggih.
B. Metrik Engagement (Untuk Konten)
CTR (Click-Through Rate): Seberapa menarik iklan Anda.
Video Play Rate / ThruPlays: Seberapa banyak pengguna yang menonton video retargeting Anda hingga selesai.
Frequency: Berapa kali rata-rata pengguna melihat iklan retargeting Anda. Jika terlalu tinggi (misalnya, >5-7 dalam 7 hari), ad fatigue bisa terjadi, dan Anda perlu menyegarkan kreatif.
Cost Per Result: Biaya per tindakan yang Anda inginkan (misalnya, cost per Add to Cart).
C. Analisis Jalur Konversi di GA4 (Data-Driven Attribution)
Hubungkan data Meta dan TikTok Ads Anda dengan GA4. Gunakan laporan Conversion Paths dan Model Comparison di GA4 untuk melihat bagaimana kampanye retargeting Anda berkontribusi pada konversi. Anda mungkin menemukan bahwa iklan retargeting sering muncul sebagai titik sentuh terakhir atau kedua terakhir, memvalidasi perannya dalam mendorong konversi.
D. Segmentasi Laporan
Segmentasikan berdasarkan Audiens: Bandingkan kinerja berbagai segmen audiens retargeting Anda (misalnya, ATC vs. IC).
Segmentasikan berdasarkan Kreatif: Bandingkan kinerja berbagai variasi iklan yang Anda gunakan di setiap segmen.
VI. Studi Kasus Hipotetis: Bisnis Peralatan Olahraga dengan Retargeting Instagram & TikTok Ads
Mari kita bayangkan sebuah e-commerce yang menjual peralatan olahraga outdoor (misalnya, sepatu hiking, jaket waterproof). Mereka melihat banyak pengunjung meninggalkan keranjang belanja.
Tujuan: Meningkatkan penyelesaian pembelian dari keranjang yang ditinggalkan dan mendorong upselling kepada pembeli sebelumnya.
Strategi Retargeting:
Integrasi Pixel & Audiens:
Memastikan Meta Pixel dan TikTok Pixel terpasang dan melacak event ViewContent, AddToCart, InitiateCheckout, dan Purchase dengan benar, termasuk parameter produk.
Membuat audiens retargeting di kedua platform:
Audiens A (ATC/IC): Pengguna yang menambahkan ke keranjang atau memulai checkout tetapi tidak membeli dalam 7 hari terakhir.
Audiens B (VPP Specific): Pengguna yang melihat halaman produk sepatu hiking tertentu dalam 30 hari terakhir.
Audiens C (Pembeli Sebelumnya): Pengguna yang membeli jaket waterproof dalam 90 hari terakhir.
Kampanye Retargeting Audiens A (ATC/IC) - Instagram & TikTok Ads:
Tujuan: Conversions.
Kreatif:
Video Pendek (15 detik) Bergaya Reminder: Menampilkan produk yang ditinggalkan di keranjang (via DPA), dengan headline seperti "Keranjangmu Menanti!" atau "Jangan Lewatkan Perlengkapan Hiking Impianmu!".
Iklan Story Interaktif: Menggunakan stiker kuis "Siap untuk Petualangan?" atau "Butuh Bantuan?" dengan CTA "Selesaikan Pesanan Sekarang".
Penawaran: Setelah 24 jam, iklan akan menampilkan "Gratis Ongkir untuk Pemesanan Hari Ini!" untuk audiens ini.
Bidding: Maximize Conversion Value.
Kampanye Retargeting Audiens B (VPP Specific) - Instagram & TikTok Ads:
Tujuan: Conversions.
Kreatif: Dynamic Product Ads (DPA) yang menampilkan sepatu hiking spesifik yang dilihat pengguna, dengan headline "Sepatu Impianmu Masih Ada!" atau "Siap untuk Jalur Baru?". Fokus pada ulasan produk.
Bidding: Target ROAS.
Kampanye Retargeting Audiens C (Pembeli Sebelumnya) - Instagram & TikTok Ads:
Tujuan: Conversions (Cross-Sell/Upsell).
Kreatif: Video pendek yang merekomendasikan produk pelengkap (misalnya, "Anda sudah punya jaket waterproof, lengkapi dengan celana hiking kami!") atau upselling ke versi premium jaket.
Bidding: Maximize Conversion Value.
Hasil Hipotetis (Setelah 1 Bulan):
Audiens A (ATC/IC): ROAS meningkat menjadi 8x, dengan conversion rate 15% dari klik, dan berhasil mengurangi abandoned cart sebesar 20%.
Audiens B (VPP Specific): ROAS 5x, dengan conversion rate 5% dari klik, menunjukkan efektivitas DPA dalam mengingatkan minat.
Audiens C (Pembeli Sebelumnya): ROAS 4x, dengan peningkatan average order value (AOV) dari pelanggan yang kembali membeli.
Wawasan & Tindak Lanjut: Bisnis ini menemukan bahwa retargeting di Instagram dan TikTok sangat efektif dalam memulihkan penjualan yang hilang dan mendorong pembelian berulang. Mereka memutuskan untuk:
Terus berinvestasi besar pada retargeting ATC/IC karena ROAS-nya sangat tinggi.
Membuat lebih banyak variasi kreatif DPA untuk audiens VPP.
Mengembangkan lebih banyak ide cross-sell/upsell untuk pelanggan yang sudah ada.
Memantau frequency secara ketat untuk mencegah ad fatigue, terutama pada audiens ATC/IC.
Kesimpulan: Mengubah Minat yang Terlewatkan Menjadi Konversi Emas
Di tahun 2025, retargeting melalui Instagram dan TikTok Ads bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan komponen tak terpisahkan dari setiap strategi pemasaran digital yang sukses. Di tengah persaingan ketat dan biaya akuisisi pelanggan yang terus meningkat, kemampuan untuk menjangkau kembali calon pelanggan yang sudah menunjukkan minat adalah kunci untuk efisiensi dan profitabilitas.
Dengan memanfaatkan pixel yang canggih untuk membangun audiens yang sangat presisi—mulai dari pengunjung website hingga interaksi media sosial dan daftar pelanggan—Anda dapat membuat funnel sosial yang membimbing pengguna dari tahap kesadaran, pertimbangan, keputusan, hingga loyalitas. Konten yang disesuaikan untuk setiap tahap, dari pengingat produk yang engaging hingga penawaran khusus yang mendesak, adalah jantung dari efektivitas ini.
Instagram dan TikTok, dengan format iklan video pendek yang imersif dan kemampuan penargetan yang mendalam, menyediakan medan perang yang sempurna untuk strategi retargeting Anda. Dengan mengukur ROAS, CPA, dan metrik engagement lainnya, serta memanfaatkan analisis jalur konversi di GA4, Anda tidak hanya akan melihat peningkatan signifikan dalam konversi, tetapi juga memahami kontribusi nyata dari setiap upaya retargeting Anda.
Jangan biarkan minat yang terlewatkan menjadi peluang yang hilang. Ubah pengunjung yang pergi menjadi konversi emas. Retargeting adalah investasi terbaik Anda di tahun 2025 untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Image Source: Unsplash, Inc.