Sejak kemunculannya, TikTok telah merombak lanskap media sosial global. Dari aplikasi berbagi video pendek yang awalnya identik dengan tarian dan challenge viral, platform ini kini telah berkembang menjadi raksasa hiburan, informasi, bahkan e-commerce. Kamu pasti merasakan sendiri bagaimana TikTok meresap dalam kehidupan sehari-hari, dari resep masakan, tutorial singkat, berita kilat, hingga rekomendasi produk yang tak ada habisnya. Di tahun 2025 ini, dominasi TikTok kian tak terbantahkan, menarik perhatian miliaran pengguna di seluruh dunia.
Di Ardi-Media, kami tertarik untuk memahami lebih jauh fenomena ini, terutama dalam konteks pasar yang sangat vital seperti Indonesia. Pertanyaannya, di antara lautan pengguna global, seberapa besar sih pengaruh Indonesia di panggung TikTok dunia? Indonesia, negara kita ini, ada di urutan ke berapa dalam daftar negara dengan pengguna TikTok terbanyak?
Artikel ini akan membawa kamu menyelami data terbaru, menganalisis faktor-faktor di balik pertumbuhan fantastis TikTok di berbagai negara, dan secara khusus mengupas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama di ekosistem TikTok global. Kita juga akan membahas implikasi dari besarnya jumlah pengguna ini bagi brand, kreator konten, hingga masyarakat secara umum. Bersiaplah untuk terpukau oleh angka-angka dan fakta menarik tentang fenomena TikTok yang tak henti beresonansi!
TikTok, yang dioperasikan oleh perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok, ByteDance, diluncurkan secara internasional pada tahun 2017 (setelah digabung dengan Musical.ly pada tahun 2018). Dalam waktu singkat, aplikasi ini meledak popularitasnya, terutama di kalangan Gen Z dan milenial. Apa sih yang membuat TikTok begitu adiktif dan masif?
Kekuatan utama TikTok terletak pada algoritmanya yang sangat cerdas. Begitu kamu membuka aplikasi, kamu langsung disambut dengan halaman "For You Page" (FYP) yang menampilkan video-video yang dipersonalisasi dengan sangat akurat. Algoritma ini mempelajari preferensimu dengan cepat—video apa yang kamu tonton sampai habis, yang kamu sukai, bagikan, komentari, atau bahkan yang kamu lewati. Hasilnya, FYP-mu akan selalu menyajikan konten yang relevan dan menarik, menciptakan pengalaman yang sangat personal dan sulit dilepaskan.
Video pendek berdurasi 15 detik hingga 10 menit (sekarang sudah bisa lebih panjang) sangat cocok dengan rentang perhatian generasi sekarang. Format ini mendorong kreativitas, inovasi, dan memungkinkan penyebaran informasi atau hiburan secara kilat. Musik, efek visual yang melimpah, dan fitur pengeditan yang mudah digunakan juga menjadi daya tarik tersendiri.
TikTok adalah mesin pembuat trend dan komunitas. Dari tarian, tantangan (challenge), sound viral, hingga filter yang sedang populer, platform ini menciptakan rasa kebersamaan dan partisipasi massal. Setiap orang bisa menjadi kreator dan berpotensi viral, tanpa perlu equipment mahal atau keahlian sinematografi profesional. Ini menurunkan barrier to entry bagi siapa pun yang ingin berekspresi.
TikTok tidak lagi hanya tentang tarian. Kini, kamu bisa menemukan beragam konten edukasi (TikTok Edu), berita singkat, ulasan produk (TikTok Made Me Buy It), dan bahkan transaksi jual beli langsung melalui TikTok Shop. Pergeseran ini memperluas daya tarik platform ke berbagai demografi dan menjadikannya lebih dari sekadar aplikasi hiburan.
Dengan semua faktor ini, tak heran jika TikTok berhasil menarik miliaran unduhan dan ratusan juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia. Lantas, siapa saja pemain besar di kancah pengguna TikTok ini?
Mendapatkan angka pasti dan terkini mengenai pengguna aktif bulanan (MAU) TikTok di setiap negara bisa jadi sedikit menantang karena perusahaan jarang merilis data breakdown per negara secara real-time dan transparan. Namun, berbagai firma riset pasar terkemuka seperti DataReportal (sebelumnya We Are Social & Hootsuite), Statista, dan Sensor Tower secara rutin mengumpulkan dan menganalisis data untuk memberikan gambaran yang paling akurat.
Berdasarkan laporan terbaru yang tersedia di pertengahan tahun 2025, data yang paling sering dirujuk untuk mengukur jumlah pengguna aktif TikTok adalah mereka yang berusia 18 tahun ke atas (karena batasan usia dan ketersediaan data iklan). Namun, perlu diingat bahwa TikTok memiliki banyak pengguna di bawah 18 tahun, yang tidak selalu tercakup dalam laporan ini.
Mari kita lihat perkiraan posisi teratas (berdasarkan data MAU usia 18+ pada awal 2025, dengan tren yang terus berlanjut):
Amerika Serikat: Secara konsisten menjadi salah satu pasar terbesar TikTok, dengan ratusan juta pengguna aktif. Amerika Serikat merupakan pusat inovasi konten dan memiliki ekosistem kreator yang sangat kuat.
Indonesia: Ya, betul sekali! Indonesia telah lama memegang posisi sebagai salah satu negara dengan pengguna TikTok terbesar di dunia. Jumlah pengguna aktif bulanan di Indonesia berada di angka yang sangat signifikan, seringkali bersaing ketat dengan Amerika Serikat untuk posisi teratas.
Brazil: Pasar yang sangat aktif dengan budaya digital yang dinamis. TikTok berhasil menarik perhatian banyak anak muda di Brazil.
Meksiko: Salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Latin.
Rusia: Meskipun ada beberapa gejolak geopolitik, Rusia tetap menjadi pasar yang besar bagi TikTok.
Vietnam: Negara di Asia Tenggara yang menunjukkan pertumbuhan pengguna TikTok yang masif.
Filipina: Sama seperti Vietnam, Filipina juga memiliki basis pengguna TikTok yang sangat aktif dan berkembang.
Thailand: Pengguna TikTok di Thailand juga menunjukkan tren yang terus meningkat.
Arab Saudi: Salah satu negara di Timur Tengah dengan adopsi TikTok yang tinggi.
Turki: Memiliki basis pengguna TikTok yang signifikan.
Penting untuk dicatat: Urutan ini bisa sedikit bervariasi tergantung pada sumber data spesifik dan metodologi penghitungan. Namun, yang jelas, Indonesia secara konsisten berada di posisi 2 besar global atau setidaknya 3 besar dalam hal jumlah pengguna aktif TikTok. Ini adalah sebuah prestasi yang luar biasa dan menunjukkan betapa dalamnya penetrasi TikTok di tengah masyarakat Indonesia.
Melihat Indonesia bertengger di posisi puncak bersama negara-negara raksasa seperti Amerika Serikat tentu menimbulkan pertanyaan: apa sih yang membuat TikTok begitu digandrungi di Tanah Air? Ada beberapa faktor kunci yang berkontribusi pada fenomena ini.
Indonesia memiliki populasi yang sangat besar dan didominasi oleh generasi muda (Gen Z dan Milenial). Generasi ini adalah digital native yang tumbuh dengan internet dan smartphone, menjadikan mereka target audiens yang sempurna untuk platform seperti TikTok. Mereka cepat mengadopsi tren digital dan haus akan konten yang relevan dengan gaya hidup mereka.
Meskipun masih ada tantangan di daerah terpencil, penetrasi smartphone dan akses internet di Indonesia terus meningkat secara signifikan. Harga smartphone yang semakin terjangkau dan paket data yang variatif memungkinkan lebih banyak orang untuk terhubung ke dunia digital, termasuk TikTok.
Masyarakat Indonesia dikenal memiliki budaya yang ekspresif, suka berbagi, dan tidak ragu menunjukkan bakat mereka. TikTok menyediakan wadah yang sempurna untuk ini. Dari tarian daerah, musik tradisional yang di-remix modern, hingga komedi lokal, kreator Indonesia sangat lihai dalam mengadaptasi konten global dengan sentuhan lokal yang unik.
Pertumbuhan e-commerce di Indonesia sangat pesat. Kehadiran fitur seperti TikTok Shop semakin mendorong adopsi, karena pengguna tidak hanya bisa menonton konten, tetapi juga langsung berbelanja produk yang mereka lihat dan inginkan. Ini menciptakan ekosistem yang lengkap dari hiburan hingga transaksi.
TikTok tidak hanya untuk influencer dengan jutaan followers. Algoritmanya memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk viral, bahkan akun dengan followers sedikit. Ini mendorong banyak orang untuk berkreasi dan mencoba, menciptakan konten yang sangat beragam, dari yang sangat profesional hingga yang sederhana dan otentik.
Tim TikTok di Indonesia sangat aktif dalam memahami dan mengadaptasi trend lokal. Mereka seringkali berkolaborasi dengan kreator lokal, musisi, dan brand untuk meluncurkan kampanye atau challenge yang relevan dengan budaya Indonesia, membuat pengguna merasa lebih terhubung dengan platform.
Semua faktor ini berpadu menciptakan lingkungan yang sangat kondusif bagi pertumbuhan TikTok di Indonesia, menjadikannya salah satu pasar paling strategis dan paling aktif bagi platform tersebut.
Posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengguna TikTok terbanyak membawa banyak implikasi, baik berupa peluang maupun tantangan, bagi berbagai pihak.
Pemasaran yang Efektif: Bagi brand, TikTok adalah ladang emas untuk menjangkau audiens muda dan dinamis di Indonesia. Pemasaran melalui influencer, iklan berbayar, atau bahkan TikTok Shop bisa sangat efektif. Brand bisa memanfaatkan trend viral untuk kampanye yang lebih organik.
Peningkatan Penjualan E-commerce: Integrasi TikTok Shop memungkinkan brand untuk langsung menjual produk mereka kepada konsumen yang sedang asyik berselancar. Ini mempersingkat jalur pembelian dan meningkatkan peluang konversi.
Pembangunan Komunitas dan Loyalitas: Brand bisa membangun komunitas yang kuat di TikTok, berinteraksi langsung dengan pelanggan, dan mengumpulkan feedback secara real-time.
Riset Pasar yang Cepat: Dengan melihat trend apa yang sedang viral di TikTok, brand bisa mendapatkan wawasan cepat tentang minat konsumen, preferensi, dan bahkan ide produk baru.
Peluang Monetisasi: Kreator bisa mendapatkan penghasilan dari brand partnership, endorsement, live shopping, atau fitur monetisasi internal TikTok.
Membangun Personal Brand: TikTok memungkinkan siapa saja untuk menjadi influencer atau ahli di bidang tertentu, membangun personal brand dan memperluas jangkauan mereka.
Platform Ekspresi Kreatif: Bagi banyak orang, TikTok adalah outlet untuk mengekspresikan kreativitas, berbagi bakat, dan menemukan audiens yang menghargai karya mereka.
Promosi Kearifan Lokal: Banyak kreator menggunakan TikTok untuk mempromosikan budaya, tradisi, kuliner, dan destinasi wisata Indonesia. Ini membantu melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya kepada generasi muda dan audiens global.
Edukasi yang Menarik: Berbagai akun edukasi muncul di TikTok, menyajikan informasi kompleks dalam format yang mudah dicerna dan menarik, mulai dari sains, sejarah, hingga tips keuangan.
Perlindungan Data dan Privasi: Dengan begitu banyak data pengguna yang terkumpul, isu privasi dan keamanan data menjadi perhatian utama. Pemerintah dan platform perlu memastikan data pengguna terlindungi dengan baik.
Penyebaran Informasi Palsu (Hoaks): Kecepatan penyebaran informasi di TikTok juga membuka peluang bagi penyebaran hoaks dan misinformasi. Literasi digital yang kuat dan upaya fact-checking menjadi sangat penting.
Adiksi dan Kesehatan Mental: Algoritma yang adiktif bisa menyebabkan penggunaan berlebihan dan berdampak pada kesehatan mental, terutama pada anak muda. Kampanye kesadaran dan fitur kontrol waktu penggunaan diperlukan.
Perlindungan Anak: Banyak anak di bawah usia 13 tahun menggunakan TikTok, meskipun ada batasan usia. Perlindungan terhadap konten tidak pantas atau predator online menjadi krusial.
Persaingan Konten: Bagi kreator, meskipun peluang viral ada, persaingan untuk mendapatkan perhatian sangat ketat. Konsistensi, orisinalitas, dan pemahaman trend sangat diperlukan.
Regulasi dan Kebijakan: Pemerintah perlu beradaptasi dengan cepat untuk membuat regulasi yang seimbang, yang mendukung inovasi digital namun juga melindungi pengguna dan menjaga ekosistem digital yang sehat.
Posisi Indonesia yang dominan di TikTok global menunjukkan kekuatan digital dan kreativitas masyarakatnya. Namun, kekuatan ini juga harus diimbangi dengan kesadaran akan tantangan dan upaya bersama untuk menciptakan lingkungan digital yang aman, positif, dan produktif.
Melihat tren saat ini di tahun 2025, TikTok kemungkinan besar akan terus menjadi pemain utama di pasar digital Indonesia, dan bahkan mungkin akan semakin memperdalam integrasinya dengan kehidupan sehari-hari penggunanya.
Dengan keberhasilan TikTok Shop, kita bisa mengharapkan platform ini untuk terus berinvestasi dalam fitur e-commerce. Integrasi yang lebih mulus antara konten, live shopping, dan transaksi akan menjadi norma. Persaingan dengan marketplace tradisional akan semakin ketat.
Seiring dengan meningkatnya peluang monetisasi, kita akan melihat lebih banyak kreator profesional yang bergabung dengan TikTok, menghasilkan konten berkualitas tinggi. Namun, ruang untuk konten otentik dan sederhana kemungkinan akan tetap ada, menjaga keseimbangan ekosistem.
TikTok mungkin akan menjajaki integrasi dengan teknologi lain seperti AI generatif untuk mempermudah kreasi konten, atau bahkan elemen Realitas Berimbuh (AR) untuk pengalaman yang lebih interaktif dalam video atau live shopping.
Dengan semakin besarnya peran TikTok sebagai sumber informasi, tekanan untuk memerangi hoaks dan konten berbahaya akan semakin besar. TikTok kemungkinan akan memperkuat kebijakan dan teknologi moderasi kontennya, serta berkolaborasi dengan pihak ketiga untuk fact-checking.
Brand yang dulunya hanya beriklan di TV atau media cetak akan semakin beralih ke TikTok sebagai saluran pemasaran utama. Model iklan yang inovatif dan terintegrasi dengan pengalaman pengguna akan terus berkembang.
Secara keseluruhan, masa depan TikTok di Indonesia terlihat cerah, namun juga penuh dengan evolusi. Platform ini akan terus menjadi cerminan dari dinamika masyarakat digital Indonesia: kreatif, adaptif, dan selalu mencari cara baru untuk terhubung dan berinteraksi.
Jadi, kembali ke pertanyaan awal: Indonesia ada di urutan ke berapa dalam daftar negara dengan pengguna TikTok terbanyak? Jawabannya sangat membanggakan: Indonesia secara konsisten menempati posisi kedua atau ketiga global, bersaing ketat dengan Amerika Serikat sebagai pasar terbesar TikTok. Ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari betapa dinamis dan kreatifnya masyarakat digital kita.
Di Ardi-Media, kami melihat fakta ini sebagai bukti potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia di kancah digital global. Dari brand yang ingin memperluas jangkauan, kreator yang ingin berkarya, hingga masyarakat yang mencari hiburan dan informasi, TikTok telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem digital di Tanah Air.
Meskipun tantangan seperti isu privasi, hoaks, dan kesehatan mental perlu terus diwaspadai dan diatasi, peluang yang ditawarkan oleh besarnya basis pengguna ini jauh lebih besar. Dengan pemanfaatan yang bijak, regulasi yang adaptif, dan partisipasi aktif dari semua pihak, Indonesia bisa terus mengoptimalkan peran TikTok sebagai platform yang mendorong inovasi, kreativitas, dan pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif.
Image Source: Unsplash, Inc.