Perubahan signifikan dalam perilaku konsumen digital dan perkembangan teknologi membuat lanskap periklanan turut berevolusi. Salah satu inovasi yang menjadi sorotan adalah Retail Media Network (RMN). Konsep ini menawarkan model periklanan baru di mana brand dapat menempatkan iklan mereka langsung pada platform e-commerce atau marketplace, sehingga pesan yang disampaikan menjadi lebih relevan, personal, dan kontekstual.
Retail Media Network kini menjadi salah satu channel periklanan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, termasuk di kawasan Asia Tenggara. Hal ini sejalan dengan lonjakan penggunaan platform belanja online, meningkatnya adopsi data first-party, serta kebutuhan brand untuk mendapatkan ROI yang lebih tinggi dari strategi pemasaran mereka. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu RMN, bagaimana cara kerjanya, keunggulan strategisnya, tantangan implementasinya, serta prediksi masa depan yang menjanjikan.
Retail Media Network merupakan sistem periklanan digital di mana retailer atau marketplace menyediakan ruang iklan digital di platform mereka. Brand dapat membeli slot iklan tersebut untuk menjangkau konsumen secara langsung di lingkungan di mana mereka sudah berniat melakukan pembelian.
Contohnya, saat pengguna mengakses platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, atau Lazada, mereka bisa melihat banner, rekomendasi produk bersponsor, atau iklan native di halaman pencarian dan produk. Iklan-iklan ini tidak muncul secara acak, tetapi berdasarkan data perilaku pengguna yang dikumpulkan oleh platform—dikenal sebagai data pihak pertama (first-party data). Hal ini memungkinkan personalisasi iklan secara optimal, meningkatkan relevansi, serta memperbesar peluang konversi.
Menurut laporan Bain & Company (2023), RMN diprediksi akan menjadi pengeluaran iklan digital terbesar ketiga setelah paid search dan social media dalam beberapa tahun ke depan. Ini menunjukkan bahwa RMN bukan sekadar tren, melainkan bagian dari transformasi mendalam dalam dunia periklanan digital.
Beberapa manfaat utama Retail Media Network menjadikannya sebagai strategi yang sangat menarik bagi pemilik brand, di antaranya:
Berbeda dengan platform iklan konvensional yang mengandalkan data pihak ketiga (third-party cookies), RMN memanfaatkan data perilaku pengguna langsung dari platform marketplace. Ini mencakup data seperti histori pencarian, produk yang sering dilihat, serta riwayat pembelian. Dengan data ini, iklan yang ditayangkan memiliki akurasi yang jauh lebih tinggi dalam menjangkau segmen pasar yang tepat.
Iklan yang muncul ketika konsumen sedang mencari produk tertentu akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan iklan yang muncul di luar konteks. RMN menempatkan brand di momen krusial ketika konsumen sedang berada dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Hal ini meningkatkan kemungkinan interaksi dan konversi.
Karena menargetkan konsumen yang sudah memiliki niat membeli, RMN menawarkan efisiensi dalam cost per acquisition (CPA). Brand tidak perlu menghabiskan anggaran besar untuk menjangkau audiens luas yang belum tentu relevan. Sebaliknya, mereka bisa langsung menyasar pengguna yang siap membeli.
Retailer dan marketplace biasanya menyediakan dasbor analitik bagi pengiklan untuk memantau performa iklan secara real-time. Dengan insight ini, brand dapat melakukan optimasi kampanye secara cepat dan berbasis data.
Agar kampanye RMN berjalan efektif dan memberikan hasil maksimal, berikut adalah strategi yang dapat diterapkan oleh brand:
Setiap marketplace memiliki karakteristik pengguna yang berbeda. Sebelum meluncurkan kampanye RMN, brand harus memahami siapa target pasar utama di platform tersebut. Analisis ini mencakup demografi, daya beli, minat produk, dan kebiasaan belanja. Pemahaman ini akan membantu dalam menyusun pesan iklan yang relevan.
Iklan yang ditampilkan di marketplace memiliki format khusus, seperti banner, sponsored product, brand page, atau video pendek. Penting bagi brand untuk menyesuaikan desain dan pesan dengan tampilan native dari platform agar tidak mengganggu pengalaman pengguna. Gunakan headline yang kuat, visual yang menarik, dan pesan yang singkat namun informatif.
Dalam dunia digital, tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua. Oleh karena itu, brand perlu menjalankan A/B testing untuk menentukan elemen iklan mana yang paling efektif. Pengujian ini bisa mencakup gambar, judul, copywriting, dan call-to-action (CTA). Hasil dari pengujian dapat digunakan untuk terus meningkatkan performa iklan.
Meskipun menjanjikan, RMN juga memiliki tantangan tersendiri:
Bagi brand yang memiliki sistem CRM atau analitik internal, tantangan utama adalah mengintegrasikan data internal mereka dengan sistem marketplace. Sinkronisasi ini penting agar kampanye RMN dapat berjalan sejalan dengan strategi digital yang lebih luas.
Penggunaan data pihak pertama tetap harus tunduk pada regulasi perlindungan data pribadi, seperti UU PDP di Indonesia atau GDPR di Eropa. Brand harus memastikan bahwa mereka bekerja sama dengan platform yang mematuhi hukum dan etika perlindungan data konsumen.
Karena banyak brand mulai mengadopsi RMN, persaingan untuk mendapatkan slot iklan yang strategis semakin tinggi. Brand perlu berinvestasi dalam kualitas konten dan strategi bidding yang cerdas untuk mengungguli kompetitor.
Retail Media Network menjadi peluang strategis yang sangat besar di Indonesia, yang merupakan salah satu pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan data e-Conomy SEA 2023 oleh Google, Temasek, dan Bain, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD 130 miliar pada 2025, sebagian besar didorong oleh belanja online.
Platform seperti Tokopedia, Shopee, dan Blibli terus mengembangkan fitur periklanan mereka untuk menjawab kebutuhan brand. Ini membuka jalan bagi pemilik brand lokal maupun global untuk meningkatkan eksposur produk mereka secara efektif di dalam negeri.
Selain itu, tren belanja omnichannel yang semakin kuat membuat RMN menjadi bagian penting dalam strategi pemasaran terintegrasi. Konsumen masa kini tidak hanya mengandalkan satu saluran untuk berbelanja, melainkan memadukan online dan offline. Retail Media Network menjadi jembatan yang memperkuat koneksi antara kedua saluran ini.
Salah satu contoh penerapan RMN yang berhasil datang dari industri FMCG di Indonesia. Sebuah brand makanan ringan lokal berhasil meningkatkan penjualan hingga 30% dalam dua bulan pertama setelah menjalankan kampanye iklan di marketplace besar. Strategi yang mereka gunakan adalah kombinasi sponsored product, promosi diskon eksklusif, dan banner kampanye di halaman utama kategori makanan.
Keberhasilan ini disebabkan oleh penggunaan data perilaku konsumen secara optimal dan penempatan iklan yang tepat sasaran, yaitu saat konsumen sedang mencari camilan atau snack ringan. Pendekatan ini menunjukkan bahwa RMN memiliki potensi besar untuk memberikan hasil nyata bagi brand yang menerapkannya dengan tepat.
Tren periklanan digital menunjukkan bahwa Retail Media Network akan menjadi salah satu pilar utama dalam strategi pemasaran digital global. Dengan penghapusan cookie pihak ketiga oleh banyak browser, RMN menjadi alternatif utama untuk pengiklan yang ingin tetap bisa menargetkan audiens secara efektif.
Ke depannya, kita akan melihat semakin banyak platform e-commerce mengembangkan ekosistem periklanan mereka sendiri. Bahkan beberapa retailer offline besar pun mulai merambah ke RMN sebagai bagian dari strategi digitalisasi mereka. Investasi teknologi seperti machine learning dan AI juga akan memperkuat kemampuan targeting dan personalisasi dalam RMN.
Retail Media Network membuka peluang strategis bagi brand untuk beriklan secara kontekstual di dalam platform marketplace, tepat pada saat konsumen sedang dalam proses berbelanja. Dengan memanfaatkan data pihak pertama, RMN memberikan akurasi penargetan yang tinggi, efisiensi biaya, dan kemampuan analitik real-time.
Meski masih relatif baru di Indonesia, adopsi RMN terus meningkat seiring dengan berkembangnya ekosistem digital dan perubahan perilaku konsumen. Dengan perencanaan yang matang, kreativitas dalam konten, dan pemanfaatan data secara etis, RMN bisa menjadi senjata utama dalam strategi pemasaran digital modern.
Bagi brand yang ingin tetap relevan dan kompetitif di era digital ini, Retail Media Network adalah peluang yang tidak boleh diabaikan.
Sumber Referensi:
Bain & Company. (2023). Retail Media Networks: A $100 Billion Opportunity.
Google, Temasek, Bain & Company. (2023). e-Conomy SEA Report.
SWA.co.id. Beriklan 7 Kali Lebih Efektif di Retail Media Network.
Marketeers. Retail Media Network: Pangsa Pasar yang Berkembang.
Image Source: IMDb