Dunia kerja telah mengalami pergeseran besar. Era hybrid work, di mana kita bergantian bekerja dari kantor dan dari rumah, telah menjadi norma baru. Pergeseran ini tidak hanya mengubah cara kita bekerja, tetapi juga cara kita berpakaian. Aturan dress code yang kaku perlahan mulai melonggar, membuka ruang bagi fleksibilitas dan kenyamanan yang lebih besar. Namun, ini juga menimbulkan pertanyaan baru: bagaimana cara tetap terlihat profesional dan stylish saat berada di kantor, tanpa merasa terlalu kaku atau, sebaliknya, terlalu santai?
Bagi pria muda, tantangannya mungkin terasa lebih besar. Kita ingin tampil modern dan relevan, namun juga harus menghormati etika profesional. Memadukan pakaian formal dengan sentuhan kasual yang cerdas adalah kuncinya. Ini bukan lagi tentang setelan jas tiga potong setiap hari, melainkan tentang mix & match yang cerdas, memaksimalkan item-item yang serbaguna, dan memahami kapan harus tampil dress up dan kapan boleh sedikit dress down.
Artikel ini akan menjadi panduan paling lengkap dan mendalam bagi Anda, para pria muda, untuk menguasai seni mix & match outfit kantor di era hybrid work. Kami akan membahas filosofi di balik smart casual dan business casual modern, mengidentifikasi item-item esensial yang wajib Anda miliki, memberikan ide styling untuk berbagai skenario, dan tips cerdas agar Anda selalu tampil prima, profesional, dan penuh percaya diri, baik saat di ruang rapat maupun saat bersantai di kafe. Mari kita mulai perjalanan Anda menuju lemari pakaian kantor yang lebih fungsional dan stylish!
Sebelum menyelami detail outfit, penting untuk memahami apa itu hybrid work dan bagaimana konsep ini memengaruhi ekspektasi dress code.
Hybrid work adalah model kerja di mana karyawan menghabiskan sebagian waktu bekerja di kantor fisik dan sebagian waktu lainnya bekerja dari lokasi lain, biasanya dari rumah. Model ini menawarkan fleksibilitas yang lebih besar, namun juga menuntut adaptasi. Hari-hari di kantor mungkin diisi dengan rapat penting, presentasi, atau interaksi tim, sementara hari-hari di rumah lebih fokus pada pekerjaan individual atau kolaborasi virtual.
Sebelum pandemi, banyak kantor memiliki dress code yang relatif ketat: jas dan dasi untuk pria adalah standar di banyak industri. Namun, pengalaman bekerja dari rumah telah mengubah persepsi kita tentang produktivitas dan kenyamanan. Kini, perusahaan menyadari bahwa kenyamanan dapat meningkatkan kinerja, dan dress code yang terlalu kaku bisa terasa membatasi.
Business Formal: Jas lengkap, dasi, kemeja rapi, sepatu pantofel. Ini tetap relevan untuk acara-acara sangat penting (misalnya, bertemu klien VVIP, presentasi tingkat tinggi, gala dinner perusahaan).
Business Casual: Ini menjadi standar baru di banyak kantor. Sedikit lebih santai dari business formal, namun tetap terlihat profesional. Biasanya melibatkan kemeja berkerah (kemeja Oxford, polo shirt), celana chino atau celana bahan non-jas, blazer (opsional), dan sepatu kulit semi-formal.
Smart Casual: Lebih santai dari business casual, namun tetap rapi dan polished. Kemeja flanel berkualitas, sweater, celana jeans gelap tanpa sobekan, atau bahkan sneakers kulit minimalis bisa masuk kategori ini, tergantung konteks perusahaan.
Casual: Ini adalah dress code yang biasanya hanya berlaku saat bekerja dari rumah atau di acara santai perusahaan (misalnya outbound). Kaos oblong, celana jeans, atau hoodie masuk dalam kategori ini.
Di era hybrid work, fokusnya adalah pada business casual dan smart casual. Anda perlu memiliki lemari pakaian yang dapat dengan mudah bertransisi antara kedua gaya ini, dan bahkan bisa "dinaikkan" atau "diturunkan" tingkat formalitasnya hanya dengan beberapa perubahan kecil.
Membangun lemari pakaian yang fungsional dimulai dengan memiliki item-item dasar yang serbaguna dan berkualitas. Ini adalah investasi jangka panjang.
Kemeja Oxford Cloth Button-Down (OCBD): Ini adalah holy grail dari kemeja pria yang serbaguna. Terbuat dari katun Oxford yang teksturnya sedikit kasar, OCBD memberikan kesan rapi namun tidak sekaku kemeja dress shirt. Cocok untuk suasana business casual hingga smart casual. Pilih warna netral seperti putih, biru muda, atau stripes tipis. Anda bisa memakainya dimasukkan ke dalam celana atau dikeluarkan sebagian.
Kemeja Polo Shirt Berkualitas Tinggi: Polo shirt berbahan pique cotton atau merino wool yang berkualitas adalah alternatif kemeja yang bagus untuk tampilan santai namun tetap rapi. Pilih warna solid seperti navy, abu-abu, hitam, atau burgundy. Hindari polo shirt dengan logo yang terlalu besar atau bahan yang tipis.
Kemeja Chambray atau Denim Ringan: Memberikan sentuhan gaya yang kasual namun tetap berkelas. Bisa dipakai sebagai kemeja utama atau sebagai outerwear di atas kaos polos. Pastikan warna denimnya gelap dan bersih, tanpa sobekan.
Sweater atau Cardigan (Merino Wool/Katun): Ideal untuk layering di kantor ber-AC atau saat cuaca dingin. Sweater crew-neck atau V-neck yang simpel dalam warna netral (abu-abu, navy, krem) bisa dipadukan dengan kemeja atau kaos polos di dalamnya. Cardigan menambahkan sentuhan yang lebih santai namun tetap terstruktur.
Kaos Polos Berbahan Tebal/Premium: Sebagai dasar untuk layering atau dipakai sendiri dengan blazer. Pastikan bahannya tebal, potongannya pas (tidak terlalu ketat atau longgar), dan warnanya netral. Kaos polos berkualitas tinggi akan terlihat jauh lebih polished daripada kaos biasa.
Celana Chino: Ini adalah pahlawan tanpa tanda jasa dalam outfit kantor hybrid. Nyaman, serbaguna, dan bisa dinaikkan atau diturunkan tingkat formalitasnya. Pilih potongan slim-fit atau tapered yang rapi. Warna klasik seperti khaki, navy, abu-abu, dan olive adalah wajib.
Celana Bahan (Dress Trousers) Non-Suit: Celana bahan dari wol ringan, katun, atau campuran yang tidak menjadi bagian dari setelan jas. Ini memberikan kesan yang lebih formal dari chino, cocok untuk hari-hari di kantor di mana Anda perlu terlihat sedikit lebih profesional. Pilih warna seperti abu-abu arang atau biru gelap.
Jeans Gelap Tanpa Sobekan (Dark Wash, Minimalist): Jeans sekarang lebih diterima di banyak kantor hybrid, terutama yang memiliki dress code lebih longgar. Pilih dark wash jeans tanpa efek sobekan, pudar berlebihan, atau hiasan mencolok. Potongan straight atau slim-fit adalah yang terbaik. Ini akan menjadi pilihan Anda untuk hari-hari casual di kantor atau casual Friday.
Blazer (Sport Coat) Tak Berstruktur: Ini adalah game changer untuk outfit kantor. Blazer dapat langsung mengubah tampilan kaos polos atau kemeja kasual menjadi business casual atau smart casual. Pilih blazer dengan struktur bahu yang lembut atau bahkan tanpa struktur, dari bahan seperti katun, linen, atau wol campuran. Warna navy, abu-abu, atau tan adalah yang paling serbaguna.
Jaket Bomber atau Harrington (Casual Rapi): Untuk suasana kantor yang sangat santai atau casual Friday, jaket bomber atau Harrington yang bersih dan berpotongan rapi bisa menjadi alternatif blazer. Pilih warna netral dan desain minimalis.
Alas kaki sangat menentukan tingkat formalitas outfit Anda.
Loafers (Kulit/Suede): Pilihan yang sangat nyaman dan stylish untuk business casual hingga smart casual. Loafers kulit memberikan kesan lebih formal, sementara loafers suede lebih santai.
Derby atau Oxford (Kulit Semi-Formal): Sepatu kulit klasik ini penting untuk hari-hari di mana Anda perlu tampil sedikit lebih formal. Pilih yang warnanya hitam atau cokelat gelap.
Chelsea Boots (Kulit/Suede): Memberikan sentuhan edgy namun tetap profesional. Cocok dipadukan dengan chino atau jeans gelap.
Sneakers Kulit Minimalis (Putih/Hitam Bersih): Ini adalah item yang kini diterima di banyak kantor hybrid. Kuncinya adalah minimalis, bersih, dan terawat. Hindari sepatu olahraga atau sneakers dengan warna mencolok atau detail terlalu ramai. Sneakers kulit putih atau hitam polos adalah pilihan terbaik.
Sekarang kita punya item-item esensial, mari kita praktikkan mix & match untuk berbagai skenario di era hybrid work.
Anda perlu terlihat profesional, berwibawa, namun tetap modern.
Atasan: Kemeja Oxford Cloth Button-Down (OCBD) putih atau biru muda yang disetrika rapi, dimasukkan ke dalam celana.
Bawahan: Celana bahan abu-abu gelap atau navy yang berpotongan rapi.
Outerwear: Blazer navy atau abu-abu yang pas di badan.
Alas Kaki: Sepatu Derby atau Loafers kulit warna cokelat gelap.
Aksesori: Jam tangan klasik, sabuk kulit yang senada dengan sepatu.
Tips: Pastikan semuanya pas di badan. Ini kunci utama untuk terlihat rapi dan profesional.
Ini adalah look harian Anda saat berada di kantor.
Atasan: Kemeja Polo Shirt berkualitas tinggi warna navy atau abu-abu, atau Kemeja Chambray.
Bawahan: Celana Chino warna khaki, olive, atau navy.
Outerwear (Opsional): Jika suhu dingin atau Anda ingin terlihat sedikit lebih rapi, kenakan Cardigan atau Sweater V-neck di atas kemeja polo.
Alas Kaki: Loafers suede, Chelsea Boots, atau Sneakers kulit putih minimalis yang sangat bersih.
Aksesori: Jam tangan kasual, tas punggung kulit atau kanvas.
Tips: Perhatikan detail kecil seperti kerah kemeja polo yang rapi dan celana yang tidak kusut.
Hari di mana Anda bisa sedikit lebih santai namun tetap terlihat effortlessly stylish.
Atasan: Kaos polos berkualitas tinggi (putih/hitam/abu-abu) dengan Jaket Bomber atau Jaket Denim sebagai layering. Alternatifnya, kemeja flanel (kancing dibuka dengan kaos di dalam atau dikancing penuh).
Bawahan: Jeans gelap tanpa sobekan atau Celana Chino favorit Anda.
Alas Kaki: Sneakers kulit minimalis (putih/hitam) atau canvas sneakers (misalnya Vans Old Skool yang bersih).
Aksesori: Topi baseball polos (tergantung dress code kantor), backpack gaya urban.
Tips: Jaga agar outfit tetap terlihat bersih dan terawat. Meskipun kasual, hindari kesan berantakan.
Meskipun di rumah, Anda perlu terlihat presentable di kamera.
Atasan: Kemeja Oxford Cloth Button-Down (OCBD) yang dikancingkan (tidak perlu dimasukkan) atau Polo Shirt. Jika ingin lebih santai, Sweater crew-neck atau Kaos polos berbahan tebal.
Bawahan: Celana apa pun yang nyaman (bisa sweatpants atau celana pendek), karena tidak akan terlihat di kamera.
Tips: Pastikan bagian atas tubuh Anda terlihat rapi dan pencahayaan wajah Anda baik. Ini tentang menciptakan ilusi profesionalisme dari pinggang ke atas.
Memiliki item yang tepat saja tidak cukup. Anda juga perlu tahu cara menatanya dan menjaga penampilannya.
Ini adalah rule number one dalam fashion pria. Pakaian yang pas di badan akan membuat Anda terlihat lebih rapi dan mahal, terlepas dari harganya.
Kemeja: Bahu harus pas, lengan tidak terlalu panjang atau pendek, dan panjang kemeja tidak terlalu melebihi pinggul jika ingin dipakai dikeluarkan.
Celana: Pinggang harus pas, panjang celana idealnya jatuh tepat di atas sepatu atau membentuk break kecil. Potongan slim-fit atau tapered adalah yang paling modern.
Blazer: Bahu harus pas, panjang lengan idealnya memperlihatkan sedikit manset kemeja.
Investasi pada bahan berkualitas (katun, wol, linen) akan membuat pakaian Anda terlihat lebih baik, lebih tahan lama, dan lebih nyaman. Bahan sintetis cenderung terlihat murah dan kurang bernapas.
Setrika: Selalu setrika pakaian Anda. Pakaian kusut adalah fashion faux pas terbesar.
Cuci Teratur: Jangan biarkan pakaian kotor menumpuk. Ikuti instruksi pencucian pada label.
Alas Kaki Bersih: Sepatu yang kotor atau kusam bisa merusak seluruh outfit Anda. Bersihkan dan poles sepatu kulit secara teratur, dan jaga sneakers Anda tetap putih bersih.
Aksesori adalah sentuhan akhir yang bisa mengangkat outfit Anda.
Jam Tangan: Pilih jam tangan yang sesuai dengan tingkat formalitas outfit. Jam tangan kulit lebih formal, jam tangan metal lebih fleksibel, dan smartwatch bisa dipakai untuk gaya yang lebih kasual.
Sabuk: Sesuaikan warna sabuk dengan sepatu Anda, terutama untuk business casual.
Kaus Kaki: Jangan lupakan kaus kaki! Pilih kaus kaki yang warnanya senada dengan celana atau sepatu. Anda juga bisa menggunakan kaus kaki bermotif untuk sentuhan personal yang unik, selama tidak terlalu mencolok di lingkungan formal.
Layering adalah kunci untuk menghadapi perubahan suhu di kantor atau saat bepergian, sekaligus menambah dimensi pada outfit.
Kemeja + Sweater/Cardigan: Klasik dan rapi.
Kaos Polos + Kemeja Chambray (sebagai outerwear): Santai namun tetap stylish.
Kemeja/Kaos + Blazer: Meningkatkan formalitas secara instan.
Mayoritas lemari pakaian Anda harus terdiri dari warna-warna netral: navy, abu-abu, hitam, putih, krem, khaki, dan olive. Warna-warna ini mudah dipadukan satu sama lain, memungkinkan Anda menciptakan banyak outfit dari sedikit item. Anda bisa menambahkan sedikit sentuhan warna melalui kaos kaki, dasi (jika diperlukan), atau sapu tangan di saku blazer.
Meskipun ada panduan umum, setiap kantor memiliki budayanya sendiri. Perhatikan bagaimana atasan dan rekan kerja Anda berpakaian. Ini akan memberi Anda petunjuk terbaik tentang dress code yang tidak tertulis. Lebih baik sedikit overdressed daripada underdressed, terutama di awal.
Untuk pria muda di era hybrid work, konsep capsule wardrobe sangat relevan. Ini adalah pendekatan di mana Anda memiliki sejumlah kecil pakaian berkualitas tinggi yang dapat dipadupadankan dalam banyak cara, sehingga Anda selalu punya outfit yang tepat tanpa perlu banyak barang.
Fokus pada Kualitas: Beli lebih sedikit, tapi yang terbaik yang Anda mampu. Pakaian berkualitas akan lebih tahan lama dan terlihat lebih baik.
Pilih Warna Netral: Dasar dari capsule wardrobe adalah warna-warna netral yang mudah dipadukan.
Kesesuaian adalah Kunci: Pastikan setiap item pas di badan Anda.
Serbaguna: Pilih item yang bisa dipakai di berbagai situasi dan bisa di-"dress up" atau di-"dress down".
Atasan (5-7 item):
2 Kemeja OCBD (Putih, Biru Muda)
2 Polo Shirt (Navy, Abu-abu)
1 Kemeja Chambray/Denim
1 Sweater/Cardigan (Abu-abu/Navy)
1-2 Kaos Polos Berkualitas (Putih, Hitam)
Bawahan (3-4 item):
2 Celana Chino (Khaki, Navy/Olive)
1 Celana Bahan (Abu-abu Gelap)
1 Jeans Gelap Tanpa Sobekan
Outerwear (1-2 item):
1 Blazer Tak Berstruktur (Navy/Abu-abu)
1 Jaket Bomber (Opsional)
Alas Kaki (3-4 pasang):
1 Loafers/Derby Kulit
1 Chelsea Boots
1 Sneakers Kulit Putih Minimalis
1 Pasang sepatu yang lebih santai untuk WFH/santai di rumah (misalnya slippers atau casual sneakers).
Aksesori: Jam tangan, sabuk kulit, kaus kaki yang sesuai.
Dengan capsule wardrobe ini, Anda bisa menciptakan puluhan outfit berbeda yang selalu terlihat rapi, relevan, dan sesuai untuk setiap hari di kantor hybrid. Ini mengurangi stres saat memilih pakaian dan memastikan Anda selalu terlihat siap.
Kesimpulan: Tampil Cerdas dan Percaya Diri di Setiap Langkah Karier Anda
Era hybrid work adalah kesempatan bagi pria muda untuk bereksperimen dengan gaya dan menemukan keseimbangan antara profesionalisme dan kenyamanan. Ini bukan lagi tentang mengikuti aturan dress code yang kaku, melainkan tentang memahami nuansa dan menciptakan gaya yang fleksibel dan otentik.
Dengan berinvestasi pada item-item esensial yang berkualitas, memahami seni mix & match, dan memperhatikan detail kecil seperti fit dan perawatan, Anda bisa selalu tampil prima. Ingatlah, pakaian Anda adalah bentuk komunikasi non-verbal. Outfit yang cerdas dan terawat akan meningkatkan kepercayaan diri Anda, menciptakan kesan positif, dan membantu Anda menavigasi setiap tantangan di dunia profesional.
Jadi, mulailah merapikan lemari pakaian Anda, identifikasi item-item yang hilang, dan praktikkan mix & match yang telah kita bahas. Dengan sedikit usaha, Anda akan menjadi contoh pria modern yang bisa tampil profesional dan nyaman di mana pun dan kapan pun di tahun ini.
Image Source: Unsplash, Inc.